Komunitas Pesona Indonesia, Telisik Kebenaran Kerajaan Buki Tua di Bontonumpa -->
Cari Berita

Komunitas Pesona Indonesia, Telisik Kebenaran Kerajaan Buki Tua di Bontonumpa

Bugiswarta.com, Selayar -- Tim Komunitas Pesona Indonesia (Kamponesia) Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan kembali bergerak melakukan penelusuran lokasi situs cagar budaya dan makam tua yang dipusatkan di Kampung Bontonumpa, Desa Buki, Kecamatan Buki.

Dalam kegiatan penelusuran ini, tim Komunitas Pesona Indonesia (Kamponesia) berhasil menemui  empat situs makam tua yang terdiri dari dua makam balita dan dua makam orang dewasa. Lokasi situs makam tua ditemui di salah satu kawasan pemukiman padat penduduk di Kampung Bontonumpa, tidak jauh dari tanjakan yang menghubungkan jalan poros perkampungan dengan kawasan pemukiman penduduk di sekitar lokasi makam.

Selain lokasi situs makam tua, tim Komunitas Pesona Indonesia (Kamponesia) juga sempat mengabadikan lima unit bangunan rumah beraksitektur tempo doeloe yang oleh sebahagian warga masyarakat setempat disebut-sebut sebagai ex. rumah kediaman para Opu atau sesepuh penguasa pemerintahan di era kejayaan kerajaan Buki Tua.

Namun sayang, karena tim Komunitas Pesona Indonesia (Kamponesia) tidak mampu menghadirkan dan menyajikan banyak catatan tentang seluk-beluk sejarah serta asal muasal pemilik bangunan rumah dimaksud.

Hal ini dilatar belakangi oleh persoalan kesulitan mendapatkan narasumber yang betul-betul memahami akan seluk-beluk sejarah kerajaan Buki tua dan atau catatan singkat tentang identitas pemilik tiga bangunan rumah tak berpenghuni yang kondisi fisiknya, kini tampak memprihantinkan dan mulai banyak mengalami kerusakan di sana-sini.

Sepeninggal wafat pemiliknya, puing-puing bangunan rumah sisa-sisa peninggalan sejarah eks kerajaan Buki Tua tersebut, tak lagi terawat. Kepingan catatan sejarah tinggal menjadi sekedar kenangan yang tak lagi mungkin akan bisa terukir dalam bentuk tulisan.

Bangunan-bangunan rumah tak terurus yang berlokasi di jalan poros Kampung Bontonumpa itu, kini, menanti kepeduliaan pemerhati sejarah dan perhatian pemerintah, terutama dari instansi tekhnis terkait. 

(fadly syarif/usman)