BUGISWARTA.com, Bone -- Tepat
dihari kedua lebaran, ada aktifitas berbeda yang ditunjukkan oleh teman-teman
Forum Kampung Bahasa Sulawesi (FKBS) Cab. Bone dan Rumah Baca Philosophia Cab.
Bone. Saat semua masih sibuk dengan kumpul keluarga, mereka memilih untuk
berkumpul dan bersilaturahmi dengan cara menagadakan Diskusi Publik dengan tema
‘Pendidikan tanpa Kasta’ yang dirangkaikan dengan launching FKBS Cab. Bone dan
Rumah Baca Philosophia Cab. Bone.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu
(3 September 2017), pukul 20.00 WITA di Cafe Passion.Id yang terletak di sebelah
barat Kantor DPRD Kab. Bone. Diskusi ini dihadiri oleh Drs. H. Ambo Dalle, M.M
(Wakil Bupati Bone), Ir. Andi. Promal Pawi, M.Si (Kepala Dinas Kebudayaan Kab.
Bone), AKBP. Muh. Kadarislam. S.H., S.Ik., M.Si (Kepala Polisi Resort Kab.
Bone), Syamsul Bahri, S.Pd.i (Kepala SMA Islam Athirah Bone), Andi Zulkarnain,
S.E., M.Si (Koordinator Dewan Presidium FKBS & Dewan Pendiri Rumah Baca
Philosophia). Diskusi ini dipandu oleh Muhammad Rizky Ridwan.
Selain kelima narasumber, diskusi juga
dihadiri oleh berbagai komunitas yang ada di Kab. Bone, Fadli perwakilan
Aliansi LSM Bone mengapresiasi perjuangan teman-teman FKBS untuk menciptakan
pendidikan yang murah, merakyat, berkualitas, berkarakter dan religius. “Dengan
adanya diskusi, FKBS dan Rumah Baca Philosophia ini, kami merasa memiliki teman
berjuang. Kedepannya kami berharap bahwa gerakan ini akan menjadi gerakan
progresif untuk kalangan muda”, ungkapnya.
Andi Zulkarnain mewakili FKBS yang juga
merupakan Koordinator Dewan Presidium menjelaskan bahwa inti dari gerakan FKBS
adalah semangat Lao Sappa Deceng, Lisu Mappadeceng (Pergi Mencari Kebaikan dan
Pulang untuk Memperbaiki). “Mayoritas kami adalah alumni dari Kampung Bahasa
Pare, Kediri, Jawa Timur. Teman-teman yang pergi ke Pare mengorbankan banyak
hal, biaya, waktu, tenaga, psikologi, dll. Maka dari itu, FKBS dibuat agar
derita pelajar seperti itu bisa dikurangi, khususnya di Sulawesi.” Andi
Zulkarnain menjelaskan filosofi berdirinya FKBS.
Menurutnya, masyarakat miskin tidak selalu
butuh uang tunai, tapi juga butuh kemampuan atau skill. Jadi jangan hanya kasi
ikan, tapi juga pancing. Bila CSR dikerjasamakan misalnya ke FKBS,
maka dana tersebut akan diolah dalam bentuk pelatihan Bahasa Inggris,
sehingga kedepan teman-teman duafa sudah ada modal skill untuk hidup lebih
baik.
FKBS juga sebagai respon atas kekecewaan
kita atas kapitalisasi pendidikan, "elitisasi" pengetahuan dan
"mahalisasi" ilmu yang semakin akut. “Salah satu cara
mengkritik kapitalisasi di bidang pendidikan adalah dengan membuat lembaga dan
gerakan tandingan, salah satunyaRumah Baca Pgilosopgia dan FKBS. Karena
mengutuk kegelapan saja tak cukup, namun harus juga menyalakan lilin.” Ucap
Andi Zulkarnain.
Rumah Baca Philosophia sudah 9 tahun
berdiri di Makassar dengan 5000 judul buku yang bisa di baca dan pinjam gratis.
FKBS sudah 5 tahun berkarya di Makassar, Bulukumba dan Sinjai
dengan 6000an alumni yang belajar Bahasa Inggris dengan murah dan ada 7 pihak
yang gratis, termasuk kaum miskin, difabel, aktivis civil society,
dll. Kami penggerak dari dua organ tersebut yang berdarah Bone takut
"mabusung" atau berdosa jika kami melakukan hal baik di kampung
orang, tapi lupa pada tanah kelahiran. "Kita makan, minum,
besar dan akan dimakamkan disini, makanya harus berbuat yang
terbaik untuk tanah Bone ini. Klo tidak maka pasti kita akan ditanya kelak oleh
Arung Palakka, Besse Kajuara dan tokoh mulia lainnya tentang apa yang
kita baktikan pada tanah Bone".
Drs. H. Andi Ambo Dalle, M.M selaku Wakil
Bupati Kab. Bone sangat mendukung gerakan FKBS yang menyediakan pendidikan yang
murah dan berkualitas bagi semua kalangan. Sebagai apresiasi, ia pun menawarkan
kerjasama dengan FKBS untuk penguatan Bahasa Inggris di Kabupaten Bone.
Ir. Andi Promal Pawi, M.Si selaku Kepala
Dinas Kebudayaan Kab. Bone mengungkapkan bahwa beliau sangat tertarik dengan
program yang dibuat oleh FKBS dan Rumah Baca Philosophia. Terkhusus pada tema
diskusi malam ini, sebab menurut beliau pendidikan tidaklah boleh mengelompokkan
orang-orang ataupun membedakan satu dengan yang lainnya. Tapi, seharusnya
setiap kita bisa saling mengingatkan dan memberikan ilmu. “Yang berbeda dari
FKBS, adalah lembaga ini bukan lembaga profit melainkan lebih kepada agenda
sosial untuk mencerdaskan anak bangsa”, ungkapnya.
AKBP. Muh. Kadarislam, S.H., S.Ik., M.Si
selaku Kepala Polisi Resort Kab. Bone mengungkapkan bahwa sangat betul
pendidikan itu haruslah merata dan bisa dijangkau oleh semua kalangan. Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan, ternyata tingkat kejahatan dan
kriminalitas yang terjadi itu akibat rendahnya pengetahuan. “kami juga memiliki
program berbagi buku untuk mereka yang putus sekolah dan memberikan pelajaran
bagi buta huruf. Semoga kedepannya, kita bisa saling bekerja sama untuk
meningkatkan mutu pendidikan”, Ungkapnya.
Syamsul Bahri. S.Pd.I selaku Kepala Sekolah
SMA Islam Athirah Bone mengungkapkan bahwa sesungguhnya Athirah juga memiliki
sistem beasiswa dan itu diberikan pada hampir 70% dari seluruh siswa yang ada.
“Kedepannya, kami mengundang kembali perwakilan FKBS untuk melanjutkan
kerjasama dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya Bahasa Inggris di
Athirah”, ungkapnya di akhir diskusi.
Acara Diskusi Publik ini pun sekaligus
melaunching buku berjudul “Pendidikan Tanpa Kasta; Refleksi Perjuang FKBS” yang
merupakan cetakan kedua sekaligus edisi revisi dari cetakan pertama pada tahun
2015.
MULIANA AMRI