BUGISWARTA.com,
Sinjai -- Salah satu kunci
untuk meningkatkan pengelolaan Dana Desa, adalah berdasarkan pada pembangunan
yang partisipatif, transparansi namun lain halnya di Desa Songing, Kecamatan
Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai. Kamis, 10 Agustus 2017.
Dimana bangunan penataan desa dilakukan
dengan tidak merata dikeluhkan warga.
Terdapat 4 dusun di Desa Songing
diantaranya, Dusun Tonasa, Dusun Mattoanging, Dusun Balimengko dan Dusun Bonto.
Seperti biasanya dimana menjelang Hari
Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-72, seluruh penjuru harus bersih dan
rapi termasuk desa-desa.
Tapi lain halnya di Desa Songing
tersebut. Hanya Dusun Tonasa yang tempati kepala desa yang rapi, sementara dusun
lainnya masih belum rapi.
Hal ini menjadi keluhan warga Desa
Songing, terutama yang berdomisili di dusun yang tidak mendapat perhatian oleh
kepala desanya.
Salah seorang warga Desa Songing, Asdar
mengungkapkan keluhannya, ia bersama masyarakat merasa dianak tirikan.
“Dusun kami belum dicat Pak, bahkan
Dusun Balimengko 95% tidak ada yang bikin pagar dan patok dan Dusun Bonto
gado-gado juga,” katanya kepada BUGISWARTA.com.
Kemudian ia melanjutkan, kalau Dusun
Mattoanging tidak dicat karena Kepala Desa Songing membedakan. “Hanya Dusun
Tonasa yang diperhatikan, karena itu sekitaran rumah Kadesnya yang lain
berantakan karena pak desa tidak adil ada yang dibelikan cat, ada pula yang
tidak,” tambah Asdar.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Songing
Ambo Sakka membenarkan bahwa memang ada pemberian pada warga tidak mampu untuk
mengecat pagarnya. “Itu uang pribadi
saya, untuk warga yang tidak mampu saya maksudkan agar bisa di cat pagar
rumahnya, namun Kadusnya yang salah bagi,” kuncinya.
BURHAN/MULIANA
AMRI