![]() |
Bulan
Ramadhan benar-benar kesempatan terbaik untuk beramal. Bulan Ramadhan adalah
kesempatan menuai pahala melimpah. Banyak amalan yang bisa dilakukan ketika itu
agar menuai ganjaran yang luar biasa. Dengan memberi sesuap nasi, secangkir
teh, sebiji kurma atau snack, itu pun bisa menjadi ladang
pahala. Maka sudah sepantasnya kesempatan tersebut tidak terlewatkan.
Inilah
janji pahala yang Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sebutkan,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang
berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa
mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
Al
Munawi rahimahullah menjelaskan
bahwa memberi makan buka puasa di sini boleh jadi dengan makan malam, atau
dengan kurma. Jika tidak bisa dengan itu, maka bisa pula dengan seteguk air.
Ath
Thobari rahimahullah menerangkan,
“Barangsiapa yang menolong seorang mukmin dalam beramal kebaikan, maka orang
yang menolong tersebut akan mendapatkan pahala semisal pelaku kebaikan tadi.
Rasul shallallahu ‘alaihi
wa sallam memberi kabar bahwa orang yang mempersiapkan segala
perlengkapan perang bagi orang yang ingin berperang, maka ia akan mendapatkan
pahala berperang. Begitu pula orang yang memberi makan buka puasa atau memberi
kekuatan melalui konsumsi makanan bagi orang yang berpuasa, maka ia pun akan
mendapatkan pahala berpuasa.”
Di
antara keutamaan lainnya bagi orang yang memberi makan berbuka adalah keutamaan
yang diraih dari do’a orang yang menyantap makanan berbuka. Jika orang yang
menyantap makanan mendoakan si pemberi makanan, maka sungguh itu adalah do’a
yang terkabulkan. Karena memang do’a orang yang berbuka puasa adalah do’a yang
mustajab.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ
تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ
وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga orang yang do’anya tidak
ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka,
(3) Do’a orang yang terdzolimi.”
Ketika
berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena ketika itu orang yang berpuasa
telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.
Apalagi
jika orang yang menyantap makanan tadi mendo’akan sebagaimana do’a yang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa salam praktekkan, maka sungguh rizki yang kita keluarkan
akan semakin barokah. Ketika Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke
langit dan mengucapkan,
اللَّهُمَّ
أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى
“Allahumma ath’im man ath’amanii wa
asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang
yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi
minuman kepadaku].
MULIANA AMRI