HARKITNAS 2017 : Pemuda Bangsa Bergerak Bersama untuk Indonesia Jaya -->
Cari Berita

HARKITNAS 2017 : Pemuda Bangsa Bergerak Bersama untuk Indonesia Jaya

Abdul Gafur, Ketua Umum PC IMM Kota Makassar

Mengapa pemuda yang dengan gemilang menyingkirkan rezim Soeharto, tidak menghasilkan tokoh politik nasional ? padahal pemudalah yang memberikan kepemimpinan dan energi dalam setiap perubahan penting di sepanjang sejarah Indonesia serta tampil menjadi tokoh politik nasional. Mengapa sekarang tidak? (Pramoedya Ananta Toer)

Tanggal 20 Mei bagi bangsa Indonesia selalu menjadi tanggal yang menarik dan tentunya sangat penting bagi perjalanan bangsa ini, momentum ini tentu hadir sebagai sebuah refleksi akan realitas sejarah bangsa untuk menjadi pembelajaran dan referensi bagi generasi Indonesia saat ini. Jika demikian, apakah yang harus dilakukan anak bangsa dalam memaknai 109 tahun hari kebangkitan nasional? Mungkin mayoritas warga negara didukung oleh aktivitas pemerintah yang hari ini hanya menjadi penikmat sejarah atas apa yang telah dihadirkan para pejuang dan pahlawan bangsa akan melakukan kegiatan yang sifatnya seremonial yakni perayaan parade sukacita dengan menghabiskan anggaran negara yang hanya berlalu tanpa nilai.

Tentulah tidak demikian bagi kita sebagai generasi muda bangsa dalam memaknai momentum tersebut, pemuda sebagai bagian terpenting dalam sejarah perjalanan bangsa baik pra kemerdekkan maupun pasca kemerdekaan selalu tampil terdepan, sebagai generasi bangsa yang berpikiran kritis tidak mungkin menabuh gendang dan menari dikala rakyat masih dibelenggu dengan kompleksitas persoalan hidup yang semakin hari semakin menyesakkan. 

Akan tetapi lebih kepada melakukan proses pemakanaan dan perenungan setelah 109 tahun tonggak kebangkitan nasional, 71 tahun kemerdekaan, 19 tahun reformasi, perenungan atas hilangnya arah dan jejak kebangkitan yang telah dirintis 109 tahun yang lalu oleh para pemuda dan mahasiswa sekolah kedokteran STOVIA yang menemukan momentum di tengah hantaman penindasan kolonialisme yang sudah mengakar selama ratusan tahun, hari ini kita sebagai pemuda setelah 109 tahun berlalu tentu ingin menjadikan momentum tersebut untuk kembali tampil memberikan jawaban atas apa yang terjadi dengan bangsa kita hari ini sedang tersandera dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana negara kehilangan kedaulatan ditangan anak bangsa yang dilahirkannya yang berselingkuh dengan negara luar yang didukung oleh korporasi kapitalis.

Olehnya itu pemuda bangsa hari ini punya tugas dan tanggung jawab untuk membangun kesadaran massa rakyat akan realitas ketertindasan dan ketertinggalan yang diakibatkan oleh penjajahan gaya baru oleh kapitalisme global didukung oleh para pengkhianat bangsa yang berada pada ruang-ruang kuasa dinegeri ini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemuda bangsa mengingat dunia pendidikan yang dihadirkan sebagai ruang untuk melahirkan manusia Indonesia sebagai cendekiawan mengalami degradasi nilai yang luar biasa dimana ambruknya kekuatan kritis yang selama ini dimiliki kaum cendekiawan, kalangan middle class sebagai mayoritas sudah terjebak dalam system komersialisasi yang menjadi santapan kaum pemodal sederhanya, dunia pendidikan kita mirip dengan logika rumah bordil, kian mahal jika hendak diberi servis yang bermutu.

Momentum 20 Mei 2017 sebagai anak bangsa yang punya rasa keprihatinan akan masa depan negeri ini tentunya tidak menginginkan berlalu begitu saja, sebagai bentuk pemaknaan kita akan realitas kebangsaan dan arah kebangkitan kita, 109 tahun perlu menjadi ruang evaluasi atas pencapaian  kita dalam melajutkan perjuangan para pendahulu demi terwujudnya cita bangsa. Momentum hari kebangkitan nasional menjadi ajang evaluasi untuk semua elemen kebangsaan kita, khususnya pemerintahan yang punya tanggung jawab mengelola negara dalam rangka tercapainya tujuan berbangsa kita, evaluasi kinerja pemerintah tentu bentuk kesadaran kita dalam berbangsa yang ketika kita tarik dalam pemaknaan filsuf Socrates bahwa hidup yang tidak direfleksikan tidak pantas untuk dijalani, 71 tahun kemerdekaan dan 19 tahun era reformasi belum memberikan indikasi yang jelas kemana arah kebangkitan yang kita citakan bersama.

Pemuda sebagai bagian dari kelompok middle class punya tanggung jawab lebih dalam mengawal porses berbangsa kita bahkan dalam catatan sejarah kebangsaan kita pemuda yang selalu tampil menjadi pelopor disetiap perubahan yang terjadi hingga kemudian meruntuhkan rezim otoriter Soeharto akan tetapi diakhir momentum pemuda tidak tampil menjadi pemimpin nasional yang memiliki paradigma baru dalam mengarahkan Indonesia menuju kebangkitan yang dicitakan. 

Justru yang tampil adalah wajah-wajah lama hasil produk orde baru yang masih mengamalkan gaya orba tersebut, yang sampai 19 tahun ini bangsa ini belum terjadi perubahan yang signifikan, hasil pemilihan presiden 2014 sebenarnya melahirkan Joko Widodo sosok tokoh muda yang tumbuh dan besar jauh dari hingar bingar kekuasaan orde baru namun Jokowi tidak lahir dari proses gerakan dan dinamika kebangsaan serta tidak memiliki gagasan besar tentang ke-Indonesiaan.

Hari kebangkitan nasional dan hari reformasi 2017 menjadi waktu yang tepat bagi pemuda dan kelompok mahasiswa untuk tampil mengambil peran dalam mengembalikan arah dan tujuan kita sebagaimana yang telah dirumuskan para founding fathers. Gerakan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan tidak boleh tersandera dengan isu-isu elit yang dimainkan oleh media massa dan harus meninggalkan romantisme masa lalu, gerakan mahasiswa tidak menjadikan orientasi gerakannya dianggap berprestasi ketika mampu menghadirkan artis papan yang tidak bisa dibedakan yang mana event organizer mana gerakan mahasiswa, mahasiswa harus tetap berada pada relnya untuk mengasah intelektual muda yang siap memperjuangkan kepentingan rakyat dan menjadi kontrol atas kekuasaan.
Olehnya itu, kepada semua intelektual muda bangsa para kelompok gerakan mahasiswa mari bersatu bersama bergerak memberikan yang terbaik untuk kebangkitan kita sebagai sebuah bangsa, memberikan pemikiran kita, gagasan kita dan menciptakan ide besar tentang ke-Indonesiaan dan kemanusiaan, untuk para penguasa berhentilah bertikai, tinggalkan kepentingan asing yang datang merampok negara, berhentilah membuat kebijakan yang tidak pro rakyat kembalilah kepada cita luhur bangsa sesuai dengan konsensus bernegara kita, jika tidak kami pemuda bangsa siap bergerak dan berkorban demi kejayaan dan kebangkitan negeri Indonesia tercinta.