Esensi dan Substansi Peringatan Hari Kartini -->
Cari Berita

Esensi dan Substansi Peringatan Hari Kartini

Apa sih sebenarnya Hari Kartini itu? Mengapa harus ada peringatan Hari Kartini? Apakah setiap Hari Kartini itu hanya sekedar memperingati saja, tanpa harus tahu apa makna dari hari tersebut?

Berbicara mengenai Hari Kartini, mungkin tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan perayaan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat, lomba fashion show bahkan sampai lomba masak pun sudah menjadi kewajiban yang harus di lakukan pada Hari Kartini. Tapi pada dasarnya Memperingati Hari Kartini bukan cuma sekedar ajang perayaan saja, tapi juga kita dituntut untuk memaknai dan mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan dari R.A Kartini.

Sejauh ini R.A Kartini telah menorehkan sebuah sejarah yang monumental bagi perjuangan bangsa ini. Terutama bagi kaum perempuan, perjuangannya membawa perubahan besar di tengah arus globalisasi.
Indonesia se abad yang lalu masih memiliki budaya diskriminasi terhadap kaum perempuan, namun kini semuanya telah berubah dengan adanya perubahan paradigma yang diwabahkan oleh seorang pahlawan nasional R.A Kartini.

Tetapi apakah perubahan paradigma itu benar adanya? Ketika kita melihat fakta dan realita yang ada saat ini, kini banyak sekali kaum perempuan sepeninggal R.A Kartini terbata-bata membaca sejarahnya yang tak lagi utuh. Apakah yang di bangun oleh Kartini, kini telah diuraikan oleh orang-orang yang mengaku sebagai pewaris perjuangannya?

Sejauh ini apresiasi kita terhadap perjuangan R.A Kartini sudah cukup baik, ini ditunjukkan dengan rutinitas dari perayaan untuk mengenang jasa besar R.A Kartini. Tapi jangan sampai kegiatan ini membuat kita terjebak pada perayaan yang bersifat seremonial belaka, atau bahkan hanya sebuah ingatan yang terlintas sejenak dalam benak kita dan cuek bebek tanpa mau mengerti makna perjuangannya.

Karna tanpa kita sadari telah berabad-abad lamanya, indonesia terjajah oleh budaya diskriminasi terhadap kaum perempuan. Hingga akhirnya R.A Kartini terlahir untuk membuka mata kita tentang apa yang terjadi terhahadap kaum perempuan.
R.A Kartini tidak pernah mengajarkan emansipasi perempuan yang di definisikan sebagai perempuan yang harus keluar berkarier dan menjadi pesaing bagi kaum laki-laki di berbagai lapangan kehidupan publik untuk kemudian membiarkan anak-anak dan rumah tangganya terbengkalai. R.A Kartini hanya memohon pengajaran dan pendidikan bagi kaum perempuan.

R.A Kartini tidak hanya di kenal sebagai tokoh emansipasi perempuan yang mengangkat derajat kaum perempuan, tapi juga dikenal sebagai tokoh pahlawan nasional, yang artinya dengan ide dan gagasan-gagasanya dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya.

R.A Kartini adalah pahlawan yang sudah menempati tempat tersendiri di hati kita, dengan segala cita-cita, tekad dan ide-idenya yang luar biasa R.A Kartini mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanannya yang tulus dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.
R.A Kartini telah menunjukkan kepada kita semua, bahwa berjuang dengan segala daya dan kemampuan yang dimiliki untuk melawan penindasan terhadap kaum perempuan, dia memberikan segala apa yang dapat disumbangkan bagi perjuangan emansipasi perempuan sesuai dengan apa yang di cita-citakannya.

Namun kerap sekali Emansipasi perempuan yang di cita-citakan R.A Kartini di selewengkan menjadi sebuah persamaan gender bagi kaum perempuan dan kaum laki-laki dalam segala aspek, padahal emansipasi yang di cita-citakannya yaitu demi meraih sebuah keadilan bagi kaum perempuan.
Perjuangan memang belum berakhir sampai di sini, di era globslisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap kaum perempuan. Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama oleh sebagian orang, baik laki-laki yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya, maupun perempuan yang belum berani melawan kebiasaan lamanya.

Kisah perjuangan R.A Kartini tidak hanya berperngaruh pada kaum perempuan saja, tapi juga bagi kaum laki-laki, karna pada hakikatnya perjuangan membebaskan diri dari ketidakadilan dan penindasan membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk kaum laki-laki yang notabenenya lebih sering menyuburkan budaya patriarki.

Lantas siapakah yang dapat meneruskan perjuangan R.A Kartini? Mampukah kita merajut masa depan bangsa supaya esok lebih baik? Mampukah kita mewujudkan "habis gelap terbitlah terang" seperti cita-cita R.A Kartini terhadap bangsa kita?

Asalkan mau berjuang dengan gigih dan penuh semangat kita tentu mampu menghadapi semuanya, karna kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi.

RIANI