Politik Bugis 'Ada Na Gau' -->
Cari Berita

Politik Bugis 'Ada Na Gau'

Penulis Andi Singkeru Rukka, S.E, S.H, M.H
(Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Hukum dan Pengajar IAIN Sultan Amai Gorontalo)

Jika ingin diurai Ada Na Gau maka dapat dijabatkan sebagai berikut :

Sadda Mappaddupa Ada : berkaitan dengan kesantunan nada ucapan maupun tulisan (tennairi anging). Nada ucapan, ungkapan, tulisan adalah indentitas kepribadian personal dan manifestasi kadar keimanan dan keilmuan.

Ada Mappaddupa Gau   : ucapanlah yang membuat perbuatan menjadi berwujud atau nyata. ” Ada” tidaklah harus di ucapkan (nairi anging, naleppa lila). ADA selalu berkaitan dengan TODDO’ atau ketetapan hati akan apa saja yang diucapkan oleh lidah maupun hati. Jika “ADA” yang di TODDO tersebut sesuatu yang kurang baik maka berkawanlah dengan ke burukan, berkompromilah dengan kejahatan terstruktur dan massif,  namun jika sebaliknya semua akan baik-baik saja.

Gau Mappaddupa Tau : Gau atau tindakan menjadi kriteria kwalitas kemanusiaanta.
Sesungguhnya Tau riolota (leluhur telah mengeneralisir bahwa Gau/Barangkau atau tindakan menggabungkan ketiganya diatas dalam tiga bagian yang sama yaitu
Gau/Barangkau Ati  :  Kata Hati
Gau/Barangkau Lila  :  Ucapan
Gau/Barangkau Reso  :  Tindakan

Jadi ADA NA GAU adalah berwujud kata/ucapan, kata hati dan tindakan manusia.
Narampe alaena tau malebbita Max Weber  teori tindakan, yaitu individu melakukan suatu tindakan berdasarkan pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu mungkin saja karna tekanan sosial politik, upaya untuk balas jasa dan lain-lain.

Tindakan individu itu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atas sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat demi kepentingan nalewa-lewai kaderana Petta.

Talcott Parsons  menyatakan bahwa Gau/Tindakan itu bukan perilaku/behavour. Gau merupakan tindakan mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Yang utama bukanlah tindakan individu melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntut dan mengatur perilaku itu.

Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Talcott Parsons juga beranggapan bahwa tindakan individu dan kelompok itu dipengaruhi oleh system sosial, system budaya dan system kepribadian dari masing-masing individu tersebut dan didalamnya berisi tentang interaksi yang avektif, berorientasi pada diri sendiri dan orientasi kelompok.

Getteng Terhadap Toddo menurut  Leon Festinger dan Austin Babrow, orang lebih nyaman dengan konsistensi dari pada inkosistensi. Sementara itu, konsistensi adalah prinsip aturan utama dalam proses kognitif dan perubahan sikap yang dapat dihasilkan dari inkonsistensi yang mengacaukan keseimbangan tindakan dalam upaya nalewa-lewai kaderana Petta.

ADA NA GAU adalah konsistensi terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan dan menjadi kriteria tuk menentukan kwalitas kemanusiaan.

Tulisan ini butuh simpulan tuk menentukan kwalitas kemanusiaanta termasuk saya.
Taparaianga Addampeng

Massimanna.