Sepintas Jantung Kota Soppeng/Istimewa
"Baiknya ada plan kota yang menata atau me revitalisasi artefak budaya yang ada atau pula rehabilitasi ruang dan rekonstruksi bangunan budaya yang pernah ada,"Terang Agus Mumar kepada bugiswarta.com dipenghujun Tahun 2016 30 Desember.
Dengan begitu kata Agus Mumar yang juga pernah menulis sejarah Lamuru ini, dengan sendirinya kota watansoppeng akan hadir dengan cita rasa dan kerakteristik soppeng yang ke soppeng an.
"Realitas hari ini menampilkan kota yang tak beda degan kota lain yang di dominasi aktifitas ekonomi dan jasa serta permasalahan sosial yang menyertai.
Walau pun hari ini sdh tampak ada perubahan lanscaping dengan suasana hijau dann pemanfaatan penerang jalan dn taman sebagai aksessories landacape," Agus Mumar Menjelaskan.
Walau pun hari ini sdh tampak ada perubahan lanscaping dengan suasana hijau dann pemanfaatan penerang jalan dn taman sebagai aksessories landacape," Agus Mumar Menjelaskan.
Namun sebenarnya bisa lebih survive suasana kota jika menampilkan aspek budaya kota soppeng yang berjaya di masa lalu di tambah lagi dengan adanya situs artitektone kolonial yang menambah kekayaan kebutuhan wisata budaya di Watansoppeng.
Tantangan kemudian pasti pada tata lingkungan yang sudah ada termanfaatkan oleh sarana ekonomi ,pertokoan dann bangunan umum lainnya yang tidak menampilkan bentuk tipologi lokal Soppeng.
Dalam pengelolaan kota budaya pendekatan konsep perencanaan salah satu yang ideal untuk watansoppeng adalah dengan pendekatan "adaptasi" adaptasi budaya dengan membangun bentuk penunjang sesuai obyek yang akan di tampilkan.
Agus Menawarkan misal menghidupkan suasana lingkungan istana soppeng atau merebitalisasi wisma yuliana sebagai mana tempo dulue, peralatan pada tahun 1960 hadir di Villa Dan sebagainya.
Laporan: Usman Al-Khair