ICON KOTA ADALAH SIMBOL EKSISTENSI BUDAYA -->
Cari Berita

ICON KOTA ADALAH SIMBOL EKSISTENSI BUDAYA

Agus Mumar Pemerhati Masalah Pembangunan Daerah
Sebuah kajian analitis pendekatan arsitektural dan budaya

Pemahaman filosofi pendekatan arsitektural sebuah Icon kota Icon kota adalah Sebuah karya arsitektur (seni menata ruang dan menemukan bentuk) dan karya arsitektur adalah sebuah hasil dari kajian estetika(keindahan) bentuk dan makna (filosofi) manusia dan budaya yang diwakili, jika di lihat dari fungsi bangunannya icon kota dapat di defenisikan sebagai bangunan bentuk yang di bangun menyerupai sesuatu yang di maksudkan untuk menyampaikan pesan atau mencerminkan identitas atau karakter masyarakat,identitas budaya,tatanan sosial, identitas keagamaan,budaya masa lalu -Sejarah,simbol kekuasaan,kejayaan,kejayaan ekonomi,kejayaan teknoologi,atau pengharapan ke masa yang akan datang.

Bangunan Icon atau simbol yang dengan sengaja di buat untuk menghiasi kota atau menghiasi kawasan tertentu adalah bangunan yang menyampaikan pesan moral pesan moral yang dimaksudkan dapat berupa 
  • Pesan dari satu generasi ke generasi lainnya
  • Pesan dari satu kelompok masyarakat kepada masyarakat umum lainnya
  • Atau pesan untuk menunjukkan integritas,kekuasaan dan kejayaan
  • Pesan yang mempertegas eksistensi dan menunjukkan pada khalayak umum
Atau pula di masudkan sebagai media untuk menunjukkan sebuah identitas masyarakat baik identitas ideologi identitas manusia dan alam secara umum Icon icon kota tersebut bisa berbentuk
  • Bangunan keagamaan seperti masjid di aceh,vihara,candi dsb.
  • Bangunan sate di surabaya
  • Bangunan tradisonal seperti rumah adat,bangunan kolonial,bangunan Ibadah kuno
  • Bangunan tugu seperti tuguh Monumen nasional di jakarta,tugu pahlawan di surabaya,Tugu Monumen mandala pembebasan irian barat di makassar
  • Bangunan biorama seperti Biorama peristiwa G.30s PKI di lubang buaya, biorama Pahlawan di Kraton Jogjakarta
  • Lapangan seperti lapangan ikada/merdeka atau taman monas,lapangan karebosi di makssar dsb.
  • Patung/bangunan bentuk menyerupai tokoh seperti patung jendral sudirman,patung sultan hasanuddin dimakassar,patung jalasveva jayamahe di tanjung perak, arung palakka di watampone dsb.
  • Patung /bangunan bentuk menyerupai binatang,seperti bangunan bentuk Buaya di surabaya ,kerbau di india, Naga di china dsb
  • Bangunan bentuk peralatan tempur,seperti bangunan bentuk keris di Luwu,Bangunan bentuk keris di Gowa dsb
  • Dan Bangunan bangunan berbentuk lainnya yang di harapkan menjadi media menyampaikan pesan pesan moral kepada masyarakat secara umum.
Icon kota dalam falsafah arsitektur di anggap sebagai media komunikasi dan informasi kehadirannya mampu mewujudkan maksud dan tujuan yang diharapkan, misalnya bangunan sejarah yang diharapkan menyampaikan pesan sejarah masa lalu kepada generasi yang akan datang hingga icon kota di bangun dengan penuh ketelitian hampir setiap sudut bahkan setiap dimensi dimensi dan bentuknya di harapkan mewakili pesan pesan tertentu.

Icon kota akan manjadi sebuah landmark masyarakat yang dengan sendirinya akan dapat membawa pengaruh pada masyarakat baik pada konsep pemikiran,atau sampai pada style gaya hidup yang turut mendorong terjadinya pola interaksi sosial budaya baru

Baik manfaat baik atau pula bahkan manfaat negatif,karnanya seorang arsitekture dalam proses perencanan sebuah icon atau simbol kota senantiasa melibatka banyak pihak atau melibatkan banyak referensi keilmuan utamanya dari kalangan budayawan dan sejarawan,karna karya arsitektur yang akan di realisasikan adalah bukan sejedar karya estetika belaka namun sebuah karya yang mewakili budaya tertentu yang kemudian akan mampu berpengaruh pada sisi yang mungkin tidak diharapkan,setiap icon di bangun dengan konsep filosofi tertentu tergantung muatan pesan yang akan disampaikan.

Hingga hampir setiap detail dan ukuran ukuran konsep dibuat dengan seksama dan bahkan dengan pendekatan pendekata tertentu, seperti pada konsep arsitekture tradisional sulawesi selatan yang memiliki falsafah bangunan yang berbeda dengan wilayah lain.

Seperti Konsep Saoraja ,tongkonan,konsep arsitekture bali,arsitekture minangkabau,arsitekture kolonial,arsitekture meditrania

Konsep arsitekture tradisonal bugis dikenal istilah ruang bawah,ruang tengan dan ruang atas dalam pemahaman bugis saman dahulu alam raya atau makrokosmos terbentuk dari tiga alam yaitu alam atas alam tengah dan alam bawah, alam atas adalah tempat para dewa yang dipimpin oleh satu dewa sedang alam tengah adalah bumi tempat wakil para dewa untuk mengatur hubungan manusia dengan dewa,hubungan manusia dengan manusia dan mengatur keseimbangan alam raya.sedang alam bawah adalah alam dimana hidup mahluk gaib yang di anggap dapat mengganggu hubungan manusia.

KarEna pemahaman budaya tersebut hingga arsitektur tradisonal bugis memiliki tiga tingkatan yaitu tingkatan atas ‘rakkeang’tingkatan tengah ‘alebola’ tingkatan bawah ‘awa bola’.
Yang masing masing memiliki fungsi,bagian atas dianggap tempat suci,bagian tengah untuk berdiam beraktifitas sehari hari,bagian bawah untuk wilayah service dan binatang peliharaan.

Pembangunan sebuah bangunan simbol kota atau icon kota mesti mempertimbangkan banyak unsur baik unsur sosial,unsur budaya bahkan unsur dampak budaya baru yang di lahirkan kemudian.karna tidak di pungkiri dengan menampilkan sebuah simbol keterwakilan budaya yang sampaikan akan mengundang banyak interpretasi dari masyarakat dimasa yang akan datang,apalagi jika simbol yang ditampilkan adalah bentuk peralatan perang atau benda benda yang dianggap mewakili tindak kekekrasan,

Dalam arsutekture bugis dikenal simbol simbol atau ornamen yang saman dahulu di gunakan sebagai identitas atau pula sebagai penghias bangunan sebagai pengharapan seperti

 Ukiran ubi jalar sebagai simbol kemakmuran pangan
 Bentuk kepala kerbau sebagai simbol istana raja
 Simbol raja ular/naga sebagai istana raja
 dst.............

ikon kota sebagai media dapat membentuk image dan berlaku sebagai iklan
iklan adalah bentuk dari sign system yang mengatur makna dari obyek atau komoditas. (Baudrillard,)
dua tahun lalu di inggris seorang bocah umur 4 tahun tewas melompat dengan menggunakan kostum spiderman (tokoh Komik) dari lantai empat apartemen yang ditempati keluarganya,ini satu kenyataan begitu kuat image yang terbentuk akibat sebuah media yang menampilkan tokoh komik yang memiliki kemampuan melayang dan menggantung dari sisi gedung ke sisi gedung lainnya, seorang ibu rumah tangga tampa perlu berpikir panjang menggunakan produk kecantikan pemutih wajah hanya karna media iklan yang begitu meyakinkan meski kemudian wajahnya hitam laksana terbakar .

kehadiran icon kota mampu hadir sebagai media yang mempengaruhi tatanan sosial membentuk image atau kesan tersendiri hingga perubahan dalam tatanan budaya akan membangun budaya baru,
dan pula dalam perencanaan pembangunan icon kota memanfaatka simbol simbol klasik atau modern mesti melalu banyak pertimbangan dengan asumsi kemudian karya arsitektur yang hadir di tengah tengan masyarakat ini akan secara langsung menyampaikan kesan tersendiri (image) dan mampu mempengaruhi pemikiran dan perilaku sosial.

Dalam analitis simbolik sebuah icon kota pendekatan makna arsitektur terhadap tugu keris jenis gecong (Bugis) yang di tempatkan di pertigaan jalan makmur dan jalan veteran kota watampone dengan tatanan bangunan meyerupai keris jenis gecong dengan pola konsep tiang (sarung Keris) tegak lurus dengan menepatkan bentuk keris di bagian atas mengarah ke samping atau berorientasi horisontal berbeda dengan tugu keris yang ada di luwu dengan posisi tegak dengan orietasi vertikal.

Orientasi tugu atau orientasi sebuah icon dapat dimaknai tujuan atau pengharapan atau cita-cita
Sama halnya dengan tugu keris di luwu dapat dimaknai sebuah ingritas yang berorientasi pada kejayaan atau kesucian atau kekuasaan dengan arah keris yang menghadap keatas dimana pemahaman konsep arsitektural keatas berati pada sesuatu yang lebih tinggi.bisa dimaknai harapan kejayaan atau harapan kesucian.
Tugu keris jenis gecong yang dibangun di watampone dengan orientasi horisontal dapat di tafsirkan menunjuk pada satu arah yang di harapkan dimana orientasi yang dimaksud mengarah pada arah utara atau arah di luar kota bisa di tafsirkan sebuah bentuk pertahanan diri/budaya/kedaulatan/akan interpensi atau gangguan dari dunia luar.

Tugu keris jenis gecong dapat di maknai pula penghargaan akan sejarah kejayaan masa lalu yang mana gecong adalah karya pandai besi asal awangpone yang tidak di produksi oleh pandai besi di wilayah lain.
Dalam inplementasinya dalam bangunan icon keris jenis gecong mesti di buat sedemikian rupa menyerupai gecong yang dimaksudkan hingga dalam perencanaan bangunannya mesti melibatkan ahli budaya,sejarah dan ahli penempa besi yang memahami esensi falsafah dalam menciptakan gecong yang generasinya masih ada hingga hari ini.

Dan pula membangun icon yang mewakili pesan yang dimaksudkan mesti memonumental dan tampil sebagai landmark kota hingga eksistensinya mampu di maknai baik oleh masyarakat secara umum.
Demikian uraian tentang bangunan icon kota di lihat dari pendekatan falsafah arsitektur dan budaya.

Referensi:
 Simbolisme ruang dan tatanan sosial –Elizabet Morrel
 Arsitekture tradisional sulawesi selatan-izarwisma mardanas
 Mengenal Budaya bugis-sabahforum
 Pusaka Warisan budaya Lokal – syahriar tatowordpress