Warga Sampoddo Kibarkan Bendera Setengah Tiang di HUT RI 71, Mengapa? -->
Cari Berita

Warga Sampoddo Kibarkan Bendera Setengah Tiang di HUT RI 71, Mengapa?

Sejumlah warga Sampoddo-Purangi saat melaksanakan upaca pengibaran Setengah Tiang. Hal ini dilakukan sebagai sebagai bentuk ungkapan rasa duka yang mereka rasakan, Rabu (17/8) kemarin, di Jalan Trans Sulawesi, Kelurahan Sampoddo, Kecamatan Wara Selatan, Kota Palopo. (Yusril Hidayat)

PALOPO‎, Bugiswarta.com---Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 yang umumnya dirayakan dengan meriah dan semarak, namun hal berbeda yang dilakukan oleh korban eksekusi lahan Sampoddo-Purang, Rabu (17/8) kemarin.

Dalam peringatan HUT RI ke-71 yang dilakukan oleh korban eksekusi lahan Sampoddo di Kelurahan Purangi, Kecamatan Wara Selatan, Kota Palopo. Terliahat antusias dan berjalan dengan penuh hikmat. Namun, pada saat pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya, hanya menaikan bendera setengah tiang.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa duka masyarakat yang belum merasakan kemerdekaan akibat eksekusi yang dilakukan pada 18 Juli 2016 lalu.

Salah satu warga korban eksekusi lahan Sampoddo-Purangi, Hasra (35 tahun) mengatakan, jika upacara yang dilakukan ini, sebagai bentuk penghargaan kepada para leluhur yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

Hanya saja, perayaan kemerdekaan yang dilakukan di Kelurahan Sampoddo, sangat berbeda dengan perayaah HUT Kemerdekaan RI ke-71 yang ada ditempat lain.

"kami melakukan upacara, karna kami menghargai leluhur kami yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Pengibaran bendera setengah tiang yang kami lakukan, merupakan bentuk rasa duka kami, karena hingga saat ini, kami belum merasakan kemerdekaan,"ujar Hasra.

Bahkan pasca eksekusi lahan Sampoddo seluas 25,5 Hektar yang dilakukan oleh Pengadialan Negeri (PN) Palopo dan Polres Palopo atas guguatan pemenang yakni M Nur, mereka hanya hidup dengan membangun tenda kecil diatas lahan yang telah dieksekusi. 

Tenda tersebut, hanya beratapkan terpal berwarna biru dan juga berdinding kain yang berwarna merah putih. 

"Kami belum merdeka, tidak seperti halnya warga lain yang merasakan kemerdekaan. Selama ini pula, tidak ada bantuan sama sekali yang kami terima. Kami juga sudah berkali-kali lakukan persuratan ke Jakarta, sebagai tuntutan keadilan, tapi tidak digubris,"ratapnya, Hasra.

Pada peringatan hari kemerdekaan ini, masyarakat Sampoddo-Purangi mengibarkan bendera setengah tiang, didepan rumah masing-masing.
Adapun jumlah korban eksekusi lahan Sampoddo-Purangi, yakni kurang lebih 50 Kepala Keluarga (KK). 

Laporan : Ale
Editor Usman