Asnawi, SH, MH (duduk di jejejeran kursi kedua dari kanan) Ketua Alumni SMABO 1983 juga Kabid Penyelenggara DTF Badan Diklat Kejagung RI.
BONE, Bugiswarta.com-- Reuni Akbar Ke - 60 SMA Negeri 1 (156) Watampone memang telah berlalu. Reunian itu digelar selama 3 hari, 8 - 10 Juli 2016 di Kota Watampone Ibu Kota Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
Berbagai kenangan indah kisah kasih di sekolah Tempo Doeloe, terurai antara sesama alumni almamater itu. Meski agenda reunian cukup singkat, tapi beberapa pertemuan, formal dan informal, dinilai berlangsung dengan baik. Terpilihlah Prof Dr Heri Tahir sebagai Ketua IKA SMA Negeri 1 (156) Watampone Periode 2016-2021 di acara Tudang Sipulung alumni di Hotel Novena di Jl. Ahmad Yani Watampone, pada Jum'at malam, 8 Juli 2016 bersaing dengan Prof Dr Syahabuddin, menggantikan Amin Syam yang mantan Gubernur Sulawesi Selatan yang terpilih sebagai Ketua IKA sejak 2007.
Informasi dihimpun menyebutkan, IKA SMAN 1 (156) Watampone menetapkan Reuni Akbar digelar setiap 3 tahun, alumni masing-masing angkatan diberi kewenangan menggelarnya setiap 2 tahun dan per kelas setiap tahun. Prof Dr Heri Tahir adalah alumni 1975 sekolah itu. Saat ini sebagai Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Makassar (UNM).
Putra almarhum Purnawirawan TNI AD, Tahir, yang mantan Camat Cenrana Kabupaten Bone di awal - awal Orde Baru, Heri Tahir ini, usai terpilih pada acara Tudang Sipulung itu, menegaskan.
"Ini merupakan amanah, tentu sebagai ketua alumni hal yang paling esensial menjadi pion komunikasi antar alumni, mempererat silaturahmi dan berkontribusi kepada sekolah dan daerah," ujarnya.
Heri menambahkan, kedepan akan banyak hal yang akan dilaksanakan terkait pengembangan potensial alumni.
"Terutama itu pengembangan nonfisik, itu hal yang menjadi perioritas kami. Seperti pendalaman mengenai Korupsi dan Narkoba," kata pakar krimonolog ini.
Bukan hanya itu, gagasan - gagasan segar dalam memajukan di antara sesama alumni, sekolah dan daerah terlontar di beberapa pertemuan. Salah satu gagasan yang dinilai cukup banyak direspon adalah GASEBO (Gerakan Seratus Ribu Bone).
Gerakan ini memerlukan formulasi yang baik, mengumpulkan dana, diperoleh dari alumni dan warga Bugis Bone yang cukup banyak bertebaran di sejumlah daerah di luar Sulawesi Selatan dengan pengelolaan yang professional dan proporsional.
Bahkan gagasan ini gaungnya berhembus kencang, meskipun acara reunian telah berlalu. Beragam tanggapan datang dari berbagai alumni, terutama dari alumni lulusan 1983 sekolah itu. Mereka menilai kalau GASEBO ini adalah sebuah gagasan segar yang memerlukan follow up.
Via media sosial WhatsApp, Ketua Dekopindo Sulsel Dr. H. A. Rahman Halid menanyakan tindak lanjut gagasan itu, "bagmn perkembangan konsep Gasebo. Apakah sudah menjadi program IKA SMANSA Bone"ucapnya
Tanggapan lainnya, Hidayat Hafied dari Makassar mengatakan, "Penciptaan kultur transfaransi penting dimulai dari hal kecil menuju kerja-kerja yang lebih besar, GASEBO, Insya Allah", iapun full mendukung, "saya full support GASEBO, bentuk kelembagaannya, YAYASAN seperti usulan Rahman Halid.
Lanjutkan dengan dilengkapi komposisi kepengurusan, sasaran program GASEBO, [11/7 16:25] IPS2 HIdayat Hafid: Basicnya adalah wadah silaturrahim dengan agenda ikut berkontribusi pada pembangunan Bone, instrumennya "GASEBO", olehnya, diperkuat pada divisi teknis yangg mengelola gerakan tersebut.
Masih via WA, Asnawi mengatakan,konsep GASEBO (Gerakan 100 ribu Bone) itu adalah Gerakan Revolusioner yg besar. Konsep ini harus dilaksanakan minimal semua angkatan dan persetujuan Pemerintah setempat.
Angkatan alumni 83 boleh saja tapi kita mulai dari yang kecil dulu. Tinggal programnya apa,
Pak Rahman yang cocok pikirkan, kita serahkan ke Ahlinya." A. Fahri alumni IPA1 tahun 1983 juga memberikan komentarnya, "Kalau pemimpin kita paham dan mau implementasikan prinsip kepemimpinan To Riolo ta, seperti; Lempu, Ada Tongeng, Getteng dan To Warani, tapi kalau ke-4 prinsip ini tidak dimiliki dan tidak diamalkan yakin dan percaya pasti sulit. Dan pemimpin dengan type tersebut di atas di akhir zaman ini sulit diterima dan banyak dimusuhi, ini fakta jadi lebih baik benahi diri sendiri dan keluarga supaya kita selamat dunia akhirat. Insya Allah. Pada umumnys yang merespon GASEBO ini setuju untuk secepatnya diaplikasikan.
Siapa sebenarnya yang pertama memunculkan ide segar GASEBO ini. Ide ini muncul dari Ketua SMABO 83, Asnawi, saat dirinya menyampaikan Kata Sambutan Temu Kangen alumni SMABO 83, pada Jum'at, 7 Juli 2016 di kediaman Fahrurrozie di Jl. Sungai Musi Warampone sehari sebelum reuni akbar alumni sekolah itu digelar.
Asnawi, lahir di Watampone, 52 tahun silam, tepatnya, 8 Juli 1964. Ia dibesarkan di sebuah kampung di bibir pantai Teluk Bone, Desa Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. Demi melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi, setelah lulus dari SMA Negeri 156 Watampone tahun 1983, Asnawi pun hijrah ke Ujungpandang saat ini bernama Makassar. Akhirnya, sebagai mahasiswa, iapun lulus sebagai S1 FH Unhas.
Mengawali karirnya sebagai penegak hukum pada Kasubsi Sospol dan Intelijen Kejari Bantaeng 1994-1995. Lalu ia dimutasi ke Kejari Bulukumba pada jabatan Kasubsi Kantibum Pidum 1995-1997. Karena dinilai cukup berprestasi dalam melaksanakan tugasnya sebagai penegak hukum, oleh atasannya, iapun dipromosikan ke jabatan Jaksa Fungsional Kejari Tangerang 1997-2003. Lalu ia dipindahkan ke Kejaksaan Tinggi Banten sebagai Kasi Uheksi Pidum 2003-2007.
Selanjutnya, pada tahun 2007 hingga 2008 dipercaya sebagai Pengkaji di Kejati Sulsel. Lalu menjadi Kajari Enrekang 2008-2010. Kemudian sebagai Aswas Kejati Jambi 2010-2013. Lalu pindah sebagai Kajari Palu 2012-2014. Kini Asnawi, SH, MH yang Ketua SMABO 83 ini oleh Jaksa Agung mempercayakan dirinya sebagai Kabid Penyelenggara DTF Badan Diklat Kejagung RI 2014 hingga sekarang.
-------------------------------------------
Alimuddin/Usman