Patut diteladani, Bupati Soppeng ini Kemudikan Eskavator Bangun Jembatan Darurat -->
Cari Berita

Patut diteladani, Bupati Soppeng ini Kemudikan Eskavator Bangun Jembatan Darurat

SOPPENG, Bugiswarta.com -- Keteladanan kembali diperlihatkan Bupati Soppeng H Andi Kaswadi Razak, dimana dalam Pengerjaan jembatan darurat yang dibangun pasca runtuhnya jembatan Kaju Bitti di Desa Paroto Kecamatan Lilirilau, Soppeng, bisa dirampungkan dirinya terjung langsung bahkan sebagai Sopir Eskavator.

 Meski belum sempurna betul, namun jembatan darurat itu telah mengatasi keterisolasian wilayah itu pasca ambruknya jembatan karena diterjang banjir, Kamis (31/3/2016). 

Cepatnya pengerjaan jembatan darurat itu juga disebabkan oleh tindakan cepat yang dilakukan Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak. Setelah melakukan peninjauan pada Jumat (1/4/2016), dan kemudian menargetkan penyelesaian jembatan tak lebih 2 x 24 jam,  Sabtu (2/4), Bupati yang baru dilantik sebulan ini turun tangan sendiri mengerjakan jembatan itu. 

Tak tanggung-tanggung, Kaswadi bahkan mengemudikan sendiri alat berat berupa eskavator untuk mempercepat pengerjaannya. Ia mengambil alih kemudia setelah melihat eskavator sama sekali belum difungsikan saat tiba di lokasi. Ia memang tiba di lokasi lebih pagi yaitu pukul 07.00 wita, sebelum aparat Pemkab soppeng tina di lokasi. 

"Saya biasa mengemudikan alat berat ini waktu masih jadi kontraktor. Jadi, bukan persoalan," katanya. Ia juga mengaku gregetan karena pekerjaan belum dimulai saat ia tiba. "Warga tak bisa menunggu. Mereka mau ke pasar atau mau ke kebun. Paling bahaya kalau ada yang tiba-tiba sakit," ujarnya. 

Kaswadi sendiri tiba di lokasi yang jaraknya sekitar 25 KM dari Kota Watansoppeng ini dengan mengemudikan mobil dinasnya sendiri dan tanpa pengawalan. "Belum datang semua," jawabnya ketika ditanya mengenai mengapa datang sendiri. Saat tiba makan siang, Kaswadi kemudian mengajak semua warga dan jajarannya makan bersama di bawah pohon cokal di pinggir sungai.

Bahkan saat istirahat Bupati ini terlihat menyantap makanan bersama warga layaknya masyarakat biasa, Lantaran pembaurannya dimasyarakat.

(****)