Obat Mahal Karena Bahan Baku Impor 95 Persen -->
Cari Berita

Obat Mahal Karena Bahan Baku Impor 95 Persen

MAKASSAR, Bugiswarta.com --Masyarakat selama ini merasakan mahalnya harga obat. Hal demikian disebabkan bahan baku meracik obat-obatan itu masih  diimpor sekitar 95 persen dari luar negeri. Padahal negara ini memiliki keanekaragaman hayati yang cukup  banyak termasuk bahan-bahan untuk kebutuhan obat.

Demikian ditegaskan Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.Ir. Andi Niartiningsih, M, Sabtu di Makassar, 19 Maret 201,  ketika membuka secara resmi Seminar Nasional Keparmasian 2016.
        
Kegiatan akademik ini diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Kebangsaan Makassar dan Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar. Seminar diikuti ribuan peserta dari mahasiswa farmasi kampus swasta dan negeri di Makassar, para dosen farmasi serta pemerhati ilmu kefarmasian.
       
Seminar sudah dilakukan secara rutin di kampus itu mengusung tema,Pengembangan Dunia Farmasi Penanganan Penyakit Degeneratif dari Obat Asli Indonesia dengan Ilmu Keparmasian Terkini.
        
"Segi keanekaragaman hayati Indonesia, hanya Brasil yang kalahkan. Potensi alam yang sangat melimpah itu seharusnya menjadi tantangan pihak kampus yang konsentrasi pada pengembangan dan penelitian ilmu kefarmasian, "tegas mantan Dekan Fakultas Perikanan UNHAS ini.
        
Tantangan bagi civitas akademika kampus ini secara rutin melakukan penelitian  agar mampu menemukan obat asli Indonesia yang dipatenkan dan menjadi solusi bagi masyarakat yang diserang penyakit tertentu, ungkap  salah seorang anggota asesor BAN-PT ini.
        
"Hasil penelitian dosen dan mahasiswa terkait keparmasian jangan hanya sebatas mendapatkan hak paten, tetapi yang sangat dibutuhkan adalah, hilirisasi dari penelitian itu sehingga mampu membawa efek dan inovasi di tengah masyarakat dengan memberi nilai guna  kemaslahatan bersama, "tandasnya.
         
"Seluruh civitas akademik kampus ditantang untuk mengubah paradigma, kalau selama ini obat selalu jadi komoditi, maka sekarang dalam paradigma baru, meningkatkan penggunaan obat, jaminan keamanaan obat, efesiensi penggunaan serta kwalitas obat, "ungkap Andi Niar.

Yahnya/Usman