Makassar Dibanjiri Buah-Buahan -->
Cari Berita

Makassar Dibanjiri Buah-Buahan

Rezki Amalia, Mahasiswa KPI FDK UIN Alauddin Makassar Melaporkan dari Kampus II Samata Gowa Sulsel  
       
MAKASSAR, Bugiswarta.com -- Dua bulan terakhir ini hampir seluruh sudut Kota Metropolitan Makassar dibanjiri dengan buah-buahan. Jenis buah yang terbanyak dijual di pinggir-pinggir jalan mulai dari durian, langsat, rambutan, buah naga, kelapa, serikaya, manggis dan semangka.
       
Para penjual bertebaran di sepanjang jalan-jalan protokol, di sejumlah sudut jalan para penjual malah menjajakkan buah dagangan di atas mobil truk untuk penjual rambutan, mobil kijang dan pick up untuk buah langsat, rambutan dan naga. Rombongan penjul buah di atas mobil ini bisa ditemukan sepanjang Jl. Hertasning Baru, Jl. Antang Raya.
       
Pengamatan Minggu sore, harga langsat asal Polman untuk 3 kilo ada yang pasang Rp. 10.000. Tetapi di sepanjang Jl. Pettarani Makassar, masih ada yang pasang harga Rp.5000/1 kg. Demikian halnya untuk rambutan harga antara Rp 7500-Rp.10.000, untuk 1 kg. Buah naga asal Kalimantan Timur untuk 1 kg seharga Rp.25.000,- Buah semangka asal Takalar bervariasi sesuai beratnya antara Rp. 10.000-Rp30.000,-
       
Nurfaidah, salah seorang penjual buah ditemui di Jl. Hertasning Sabtu sore (12/3) mengatakan, berdagang buah merupakan turunan dari suami yang sejak kecil sudah jualan buah. Jenis buah dijual di antaranya;  rambutan, langsat, serikaya, manggis, semangka. Buah buahan ini berasal dari berbagai daerah, seperti serikaya dari Jeneponto, rambutan, semangka dari Palopo, Barru, Takalar, manggis dari Sinjai dan langsat dari Mamuju dan Polman.
         
Nurfaidah tidak menjual durian si raja buah, karena durian selain modalnya besar, buah ini juga tidak tahan lama dibanding dengan buah lainnya seperti semangka yang sangat awet. Dia  serta suami sudah berdagang buah selama 17 tahun.
         
Awalnya dia serta suami bedagang di Jl. Pettarani selama 9 tahun, karena ada larangan dari Pemerintah Kota Makassar, sempat berhenti hampir 3 tahun. Bagi Nurfaidah jualan  buah bukan hanya sekedar mencukupi kebutuhan pokok, tetapi usaha sudah mendarah daging di tengah keluarganya, jualan  di jalan Hertasning telah dijalani sekitar 5 tahun lalu.

(*****)