Kebiasaan Masyarakat Bugis Ketika Gerhana Matahari -->
Cari Berita

Kebiasaan Masyarakat Bugis Ketika Gerhana Matahari

BONE ,Bugiswarta.com –Menelusuri kebiasaan dan tradisi masyarakat bugis dimasa lampau ketika Gerhana matahari total, terkhusus pada masyarakat di Kabupaten Bone.

Momen ini akan disaksikan langsung tanggal 9 Maret 2016 mendatang, bahkan di beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi dan mitos, terkhusus warga Bone sendiri.

Pemerhati Budaya Mursalim Sila (53) warga Bone saat ditemui Minggu (6/3/2016), mencerikatan kebiasaan masyarakat bugis saat gerhana terjadi.

Bagi masyarakat Bugis Bone sendiri di saat gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari, akan dijadikan sebagai momen keindahan seperti berhubungan dengan kawin mawin, dengan maksud akan mempersatukan diri.

"Tradisi ini terjadi pada masa lampau hingga saat ini sebagain masyarakat masih melakoni budaya itu. Misalnya mereka saling mengambil  barang, misal beras dijadikan bedak, tapi ini beras dicuri namun niat kita mencuri bukan niat yang jelek melainkan diniatkan untuk hal kebaikan dan keharmonisan," katanya

Beras yang akan dijadikan bedak itu diambil dari rumah tetangga secara diam-diam tapi tak banyak, cukup satu sampai dua genggam.

"Karena pemilik rumah juga sudah tahu kebiasaan ini bila terjadi gerhana. Bahkan tuan rumah juga ambil beras milik tetangga secara diam-diam," sebutnya.

"Jadi tidak akan timbul konflik karena sudah menjadi keputusan dan tradisi, hal ini terjadi Itu sebelum islam sampai sekarang," sambungnya.

Budayawan Bone Asmat Riady Lamallongeng mengatakan, pada masa lampau saat gerhana matahari orang berlomba mencari benda yang memiliki makna simbolik untuk dijadikan berbagai keperluan sesuai niatnya.

Benda yang dimaksud adalah, buah kelapa untuk dijadikan jimat dan banyak sekali sesuai megalomaniac. Sesuai keyakinan masing-masing, tradisi mappadekko juga ada, terutama gerhana bulan sampai sekarang di kampung terpencil masih ada.

Selanjutnya, kata dia, kalau masa lampau jika terjadi gerhana matahari nanti terjadi baru orang tahu tidak seperti sekarang dengan teknologi canggih. Jauh sebelumnya orang sudah tahu bahwa tanggal 9 Maret mendatang akan terjadi gerhana matahari.

"Di saat terjadi gerhana matahari, masyarakat tidak boleh melihat langsumg tanpa menggunakan alat karena itu akan menimbulkan kebutaan. Dilarang melihat, hanya mata hati yang merasakan," bebernya.

(****)