![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAB-30w9O-ecmERK6LnJREvXuT8-1mBpX-rjXTUmdaD5z1L1POqcXqOysd4tEqQu51wr12OuK9E_IeO5eIGxVKwmPWQDCNa2lHadmz4LCCyGUI-gAnosOOFV7rKwMvu3Zv806M1lhBWSk/s320/IMG_20160105_181216-716236.jpg)
kejadian tersebut merupakan pukulan berat buat Pemerintah.Koordinator Advokasi Hukum dan pendampingan, LPP Kabupaten Bone, Martina Majid, mengatakan kejadian yang menimpa salah satu sekolah dikabuoaten Bone tentunya membuat kita berduka apalagi sampai menelan korban jiwa.
"Kejadian tersebut merupakan pukulan berat bagi pemerintah untuk selalu memperhatikan sarana dan prasarana yang sudah ada dan disiapkn bagi publik serta mesti melihat kelayakan pakai dari aset tersebut," kata Martina Selasa 5/1/2016
Jika memang ada bangunan dianggap sudah tidak layak pakai kenapa tidak dilakukan renovasi atau pembangunan ulang apalagi bangunan tersebut digunakan untuk anak-anak sekolah.
"Seharusnya alokasi anggaran lebih diprioritaskan kesana jika dibandingan biaya makan dan minum aparatur yang selalu dianggarkan tiap tahunnya, "ungkapnya
Lanjut kata Aktivis perempuan dan anak ini menyebutkan bahwa pemerintah harushas melakukan supervisi terhadap semua aset daerah yang ada di kabupaten Bone, agar kedepan bisa dilakukan evaluasi dan melihatt segala bentuk aset yang dianggap bisa diperbaharui atau dianggap tidak layak pakai lagi
Sementara keluarga Korban Rusdi, yang ditemui di lokasi dikebumikannya Almahrum Agustina, juga menyesali atas kejadian yang menimpa keponakannya.
"Agustina keponakan saya, Seharusnya pihak sekolah melihat kondisi bangunan tersebut apakah masih layak untuk di fungsikan atau tidak, apa lagi kan di jadikan kantin otomatis siswa keluar masuk untuk jajan, "Kata Rusdi Keluarga korban, dengan raut wajah yang sedih.
IMMawanJumardi/usman