BULUKUMBA, Bugiswarta.com -- Sejuta obsesi ditinggalkan pergi oleh Mantan Wakil Bupati Bulukumba, Sulawesi-Selatan, H. Syamsuddin, yang telah lebih awal berpulang ke pangkuang Sang Khalik. Salah satu obsesi besar yang ditinggalkannya adalah cita-cita pembangunan kawasan eko wisata di lokasi tambak Pappa’e, Kelurahan Kalumeme, Kecamatan Ujung Bulu.
Hal tersebut kontan membuat keluarga besar Dinas Kebdayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba kaget setelah mendengar informasi wafatnya mantan Wakil Bupati Kabupaten Bulukumba masa bhakti 2010-2015, H. Syamsuddin.
Mereka seakan belum bisa menerima kenyataan bahwa H. Syamsuddin, yang dikenal sebagai birokrat berjiwa idealis itu, kini telah pergi untuk selama-lamanya. Kabar meninggalnya, H. Syamsuddin, bak petir di siang bolong.
Berikut petikan testimoni dari perwakilan keluarga besar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba mengenai obsesi dan cita-cita almarhum sosok H. Syamsuddin, memajukan pembangunan Kota Butta Panrita Lopi melalui rangkaian kegiatan Launching Kawasan Eko Wisata Lokasi Tambak Pappa’e, di Kelurahan Kalumeme, Kecamatan Ujung Bulu sebagai salah satu wujud komitmen bersama pemerintah kabupaten untuk menjadikan Bulukumba sebagai kawasan Destinasi Pariwisata Masa Depan Sulawesi-Selatan.
Penuturan disampaikan Staf bidang promosi dan pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba melalui komunikasi telefon dengan wartawan hari Minggu, (17/01) pagi.
Dimata seorang Ubayd Mantsur, Syamsuddin merupakan seorang publik figur berkepribadian tegas, berwibawa dan sekaligus orang tua bagi seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Pemkab Bulukumba, khususnya di lingkup Disbudpar.
Diawal masa kerjanya sebagai seorang wakil bupati, Syamsuddin hampir meluangkan separuh waktunya untuk turun ke lapangan untuk meninjau secara langsung kegiatan proyek-proyek pembangunan yang dibiayai oleh APBD dan atau APBN.
Sayang sekali, karena kebiasaan tersebut tidak bisa berlangsung lama. Terlebih lagi, setelah dr mengharuskan dia untuk banyak beristrahat. Menurut informasi yang berkembang, almarhum H. Syamsuddin mengidap penyakit gula dan ginjal hingga setiap pekan, dia diharuskan untuk melakukan cuci darah.
Sebelum jatuh sakit, Syamsuddin dikabarkan intens berkomunikasi dengan Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Bulukumba dan menyampaikan beberapa obsesi besarnya terkait dengan upaya pembangunan sektor kepariwisataan di Bulukumba.
Dalam beberapa kesempatan, ia sempat mengkomunikasikan strategi pengembangan lahan tambak yang berlokasi di Pappa’e, Kelurahan Kalumeme, Kecamatan Ujung Bulu, disertai harapan agar kawasan tersebut dapat disulap sebagai lokasi eko wisata masa depan kota Bulukumba, kenang Ubayd.
Terkait dengan hal tersebut, Ubayd sempat beberapa kali datang bertandang ke lokasi tambak di yang terletak dikawasan Pappa’e untuk mengabadikan beberapa moment gambar di sekitar lokasi.
Namun dalam beberapa kesempatan itu pula, kondisi air di sekitar lokasi tambak selalu surut sehingga pengambilan gambar, terpaksa harus ditunda. Meski begitu, Ubayd sempat mengabadikan moment sunset di sekitar lokasi tambak.
Pailing tidak, hal tersebut dapat menjadi bahan promosi awal dalam rangka untuk mewujudkan harapan dan cita-cita pengembangan lokasi tambak sebagai kawasan eko wisata masa depan Kota Butta Panrita Lopi.
Dia bahkan sempat diminta secara langsung oleh wakil bupati untuk memikirkan design dan membuat papan kawasan eko wisata yang rencananya akan dipusatkan di lokasi tambak Pappa’e, Kelurahan Kalumeme, Kecamatan Ujung Bulu.
Ubayd sengaja dipanggil secara langsung oleh almarhum H. Syamsuddin untuk datang dan meninjau lokasi tambak agar site plan penataannya dapat diramu layaknya sebuah kawasan eko wisata.
Akan tetapi, Ubayd tak pernah berpikir, kalau pertemuan itu sekaligus adalah pertemuan terakhirnya dengan sosok pamong senior yang dikenal sabar dan pendiam itu. Saat pertama kali menerima telefon dari beberapa rekannya yang mengabarkan wafatnya H. Syamsuddin, Ubayd sempat tersentak dan merasa kaget.
Dia seakan tak percaya, kalau almarhum akan pergi secepat itu menghadap ke pangkuang Ilahi Rabbi, sebelum harapannya terkabul untuk bisa melaunching secara langsung pembukaan kawasan eko wisata di lokasi tambak Pappa’e.
Mendengar kabar berpulangnya almarhum, Ubayd langsung berkemas dan menyempatkan waktu untuk mengikuti prosesi sholat jenazah di Masjid Islamic Centre Dato Tiro. Ubayd menuturkan, acara ta’azkiratul maut malam pertama telah diselenggarakan hari Sabtu, (16/01) malam kemarin.
Kegiatan serupa akan dilaksanakan terakhir di Jl. Matahari, Kabupaten Bulukumba pada hari, Minggu, (17/01) malam nanti. Sementara itu, acara ta’azkiratul maut malam ketiga sendiri, rencananya akan diselenggarakan di rumah duka di Kompleks BTN Bukit Baruga, Antang, Makassar pada hari Senin, (18/01) malam, terang Ubayd menutup perbincangan dengan wartawan hari Minggu, (17/01) pagi. fadly syarif/Usman