Hamzah, S.Ag: Luar Biasa Perubahan Fisik Kolaka Utara -->
Cari Berita

Hamzah, S.Ag: Luar Biasa Perubahan Fisik Kolaka Utara

KOLAKA UTARA, Bugiswarta.com -- Dibanding 12 tahun sebelum Kolaka Utara dimekarkan, wilayah ini termasuk terkebelakang dan jauh tertinggal di semua segi dibanding dengan kabupaten di sekitarnya.
      
Setelah dimekarkan dan memperingati HUT ke-12 Kabupaten Kolaka Utara, perubahan fisik sudah sangat luar biasa dirasakan dan dilihat secara transparan oleh masyarakatnya. Demikian ditegaskan mantan anggota DPRD Kolaka Utara dua periode Pemilu 2004 dan 2009, dari Partai Bulan Bintang, Hamzah, S.Ag.
      
"Infrastrktur jalan juga terasa sudah jauh berubah di pusat Kota Lasusua, jalan tol sepanjang pantai yang mampu memperpendek jarak sekitar 7 Km ke Pelabuhan Tobaku serta pembangunan Masjid Raya Kolut yang cukup megah juga menjadi salah satu ikon dari kota yang baru dibangun ini, "tegas mantan Wakil Ketua III Forum Pembentukan Kabupaten Kolaka Utara ini.
       
Setelah 12 tahun mekar Kolut, sudah perlu juga melakukan perubahan dan peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan di seluruh pelosok desa.

"Sarana jalan yang bagus, tentu akan lebih memperlancar mobilitas barang dan orang dari desa masuk ke sentra ekonomi terutama ke pasar produksi dari orang-orang di desa, "Papar Hamzah.
       
Kolaka Utara ke depan seharusnya bertumpu pada sektor agro perkebunan. Sejumlah komoditas yang memiliki prospek sangat menggembirakan dan menguntungkan secara ekonomi.

"Beberapa tahun terakhir ini masyarakat banyak yang memilih jadi petani misyak asturi yang merupakan penyulingan dari daun cengkeh, daun pala serta daun nilam, "kata Ketua Asosiasi Pengusaha Minyak Asturi Kolaka Utara ini.
       
Produksi minyak asturi masih dapat dikembangkan dengan begitu luas lahan dan banyak petani yang bergerak pada komoditas itu. Sosialisasi dan pendampingan kepada petani masih perlu terus ditingkatkan dari pemerintah kabupaten.
      
" Produksi pertahun untuk minyak nilam mencapai 300 ton, minyak cengkeh sekitar 200 ton dengan harga sekitar Rp. 400 ribu-Rp.300 ribu per kilo. Harga yang cuku baik itu tentu menjadi daya tarik bagi petani, untuk lebih meningkatkan taraf hidupnya," tandas Hamzah.

Mansur/Yahya/Usman