Tokoh AMM Beri Catatan Untuk PW Muhammadiyah Sulsel 2015-2020 -->
Cari Berita

Tokoh AMM Beri Catatan Untuk PW Muhammadiyah Sulsel 2015-2020

JAKARTA, Bugiswarta.com -- Terpilihnya Prof. Ambo sebagai Ketua Muhammadiya Sulawesi Selatan 2015-2020 melahirkan ekspektasi yang tinggi dari warga persyarikatan dalam menjawab berbagai masalah yang dihadapi baik internal Muhammadiyah maupun diluar Muhammadiyah, yakni masalah kebangsaan dan masalah keummatan secara umum.

Tokoh IMM asal Sulawesi Selatan yang kini menempuh pendidikan di Universisat Indonesia menyebutkan dalam konteks itu ada beberapa catatan penting yang menjadi perhatian serius bagi PWM sekarang yang baru terpilih.

"Pertama, sinergitas antara PWM dengan AMM terutama aspek kaderisasi, saya melihat PWM masih jalan sendiri dan AMM juga begitu,Kata Mantan Ketua DPD IMM Sulawesi Selatan ini.

Sebut dia Misalnya, PWM belum secara serius menjadikan IMM sebagai ujung tombak dalam memperluas gerakan Muhammadiyah dikampus-kampus yang di Makassar. IMM masih jalan sendiri-sendiri dan belum terkoordinir dengan baik dengan PWM.

"Saya ingin mengajak kita semua untuk berpikir 10-20 yang akan datang, perwajahan Muhammadiyah 10 atau 20 yang datang tergantung dari perkaderan kita sekarang ini," Beber Jack Sapaan para Aktifis kepada Razikin

Dirinya juga mengajak untuk memperhatikan wajah PWM sekrang ini, ini adalah hasil kaderisasi 20 Tahun yang lalu.

"Beliau-beliau itu lahir kaderisasi IPM maupun IMM pada 20 tahun yang lalu dari beberbagai kampus di Makassar." Razikin memaparkan.

Masalah lain kata Razikin yang kini merambah ke Ibukota Jakarta selaku Direktur KTI Watch bahwa Muhammadiyah dihadapkan pada isu-isu idiologis keagamaan yakni adanya gerakan radikalisme Islam yang disebut sebagai gerakan neo-khawarij.

"Kelompok neo-khawarij ini perwajahannya dapat diidentifikasi sepeti ISIS dan gerakan radikalis lainnya. Di Indonesia kelompok ini sudah lama ada, meskipun gerakannya sangat kecil sekali tetapi sewaktu-waktu sangat mengganngu kedamaian kehidupan keagamaan Indonesia," paparnya

Selanjutnya isu proxy war. Isu ini juga erat kaitannya gerakan Jihadis neo-khawarij dan pertentangaan gerakan Salafi- Wahabi yang beraliran keras dengan Sy'iah. Konflik politik-idilogis dibawah diimpor di Negara ini. Kelompok-kelompok itu mau jadikan wilayah NKRI sebagai tempat peperangan mereka.

Dalam konteks itu, Muhammadiyah yang sejak awal bertanggungjawab terhadap keberlangsungan Bangsa ini kembali dituntut untuk lebih memaksimalkan perannya dalam menjaga pemahaman keagamaan umat Islam agar tidak terjebak dalam pemahaman yang sesat dan saling mencaci.

"Saya pikir dibawah kepemimpinan Prof. Ambo Asse, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dapat menjawab persoalan tersebut, dengan melihat tokoh-tokoh juga yang ada di formatur 13 yakni Prof Dr Ambo Asse, Ir H Syaiful Saleh, M.Si, Iskandar Tompo, Mawardi Pewangi, Irwan Akib, Gagaring Pagalung, Abdullah Renre, Alwi Uddin, Yunan Yunus Kadir, Furgam Naiem, Muatari Bosrah, Ali Parman, Ahmad Tawalla," Razikin Menjelaskan

Karena di Muhammadiyah menjalankan sistem kepemimpinan Kolektif kolegial dapat berbagi peran secara baik sesuai keahlian masing-masing. Selamat kepada warga persyarikatan Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang telah melaksanan Musywil secara santun dan bijak.

----------------------------
Usman