MPM Sulsel Bina Kelompok Peternak Sapi di Palopo -->
Cari Berita

MPM Sulsel Bina Kelompok Peternak Sapi di Palopo

PALOPO, Bugiswarta.com -- Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel mendukung gerakan program 100 0 ekor sapi yang yang dicanangkan oleh Walikota Papolo, Drs HM Judas Amir, SH, MH.

Gerakan ini seiring dengan program prioritas MPM PWM Sulsel untuk kegiatan pemerdayaan masyarakat bagi petani, peternak, nelayan dan kaum miskin. Dan sebagai bentuk dukungan MPM Sulsel kerjasama dengan MPM Palopo menyiapkan lahan pengembangan kelompok peternakan sapi di beberapa tempat, diantaranya Kampung Po'pung, Kelurahan Mawa kurang lebih 1 ha, dan Bungoli, Kelurahan Peta kurang lebih 1 ha, di Kecamatan Cendana.

Dua lokasi pengembangan kelompok peternakan sapi binaan MPM Sulsel akan diresmikan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Selasa, 23 Desember 2015. Ketua MPM Muhammadiyah Sulsel, Husni Yunus, mengatakan, MPM Sulsel selama ini fokus dengan kegiatan-kegiatan pemberdayaan.

Tidak hanya untuk kelompok pemberdayaan petani peternak, tetapi juga kelompok petan padi dani kakao di Kab. Soppeng, kelompok petani tambak di Pangkep dan Takalar, dan juga juga tanaman padi dan palawija di Gowa dan beberapa daerah lainnya.

Selama ini, dalam kegiatan Pemberdayaan MPM Sulsel, melakukan kerjasama-kerjasama baik dengan beberapa perguruan tinggi seperti Unismuh dan juga dengan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar serta dengan lembaga donor dari luar seperti Sile dari Kanada dan Mondalez dengan program Cocoa Life dari Amerika serta dengan instansi pemerintahan.

Pada bagian lain, penanggunjawab pengembangan ternak sapi Kota Palopo, H. Jirman Yunus, mengatakan, pengembangan peternakan sapi adalah dengan menggunakan kandang baterei yang direncanakan akan dibangun di dua lokasi (Kampung Po'pung dan Mawa).

"Jumlah sapi yang direncanakan untuk tahap awal berjumlah 20 ekor (jantan dan betina). Menariknya pemeliharaan ini dilakukan secara berkelompok. "Jadi asset yang dimiliki oleh kelompok,"ujar Jirman.

Bibit sapi ini didatangkan dari luar Palopo, sepertii Bone, Enrekang, Sulteng, Kendari, NTB, Plores, dan dari Palopo sendiri. Dikatakan jika pengadaan bibit sapi ini didatangkan dari luar, harganya cukup mahal seperti bibit sapi yang dibeli dari Kendari mencapai Rp8,8 juta, dan tentu sangat beda ketika bibit itu hanya bisa didapatkan di wilayah Sulsel.

Lebih lanjut dikatakan, pengembangan sapi di Palopo ini cukup potensial, mengingat kebutuhan daging sapi di Palopo mencapai 800 - 1200 kg/hari dan ini tidak cukup jika hanya mengandalkan stok yang tersedia.

"Sehingga perlu ada aktivitas pengembangan sapi di Palopo, dan MPM akan mengambil peran dalam penyediaan daging di Palopo. "Mudah-mudahan ini mendapat dukungan dari pemerintah kota,"harap Jirman yang juga mantan anggota DPRD Palopo.

Nasrullah Rahim