Mengunjungi Ruang Tahanan Pangeran Diponegoro di Fort Roterdam Sulawesi Selatan -->
Cari Berita

Mengunjungi Ruang Tahanan Pangeran Diponegoro di Fort Roterdam Sulawesi Selatan

SOPPENG, Bugiswarta.com -- Benteng Ujung Pandang, itulah nama benteng ini dahulu kala. Benteng Ujung Pandang merupakan markas pasukan Kerajaan Gowa di masa lalu. Dibangun oleh  Raja Gowa ke-9 pada sekitar abad ke-15 an. Benteng ini adalah salah satu objek wisata yang bisa menjadi salah satu rujukan perjalanan jika berada di Kota Metropolitan Makassar.
 
Benteng Ujung Pandang kemudian mulai berubah nama menjadi Fort Rotterdam. Hal ini dikarenakan benteng ini sudah jatuh di tangan pemerintah Hindia Belanda. Nama Fort Rotterdam sendiri merupakan tanah kelahiran salah seorang petinggi  Hindia Belanda di Makassar saat itu. Fort Rotterdam kemudian menjadi nama yang dikenal hingga saat ini.
 
Apa yang menarik dari benteng ini, bangunan ini  merupakan benteng yang menjadi saksi sejarah perjuangan Kerajaan Gowa. Benteng  ini dulunya dibangun menjadi pertahanan rakyat Gowa  terhadap penjajahan Belanda. Namun sayangnya, setelah berhasil dikuasai Belanda, benteng ini berubah menjadi tempat utama penyimpanan rempah-rempah.
 
Benteng ini berdiri di atas lahan luas sekitar 3 hektar. Bangunannya berbentuk bangunan klasik yang kokoh. Walaupun sudah mengalami renovasi pada beberapa bagian demi kelestarian benteng ini, tetap saja, Fort Rotterdam memiliki pesona sejarah yang kuat. Selain itu, yang menarik lainnya adalah salah satu bangunan yang ada di ujung benteng. Bangunan kecil tersebut merupakan tempat pembuangan Pangeran Dipeonegoro sampai hari kematiannya.
 
Benteng Fort Rotterdam ini juga memiliki bentuk bangunan yang unik. Sang Raja Gowa saat itu membangung benteng ini membentuk badan penyu, maka dahulu orang Makassar juga menyebut benteng ini sebegai benteng penyua. Benteng ini juga berada dekat dengan laut. Ada filosofi tertentu mengapa sang raja membangun benteng dengan bentuk penyu. Penyu dipilih karena ia bisa hidup di daratan dan juga lautan. Maka saat itu, filosofi tersebut menjadi suatu simbol dari Kerajaan Gowa sendiri yang bisa Berjaya baik di daratan maupun lautan.
 
Benteng Fort Rotterdam tidak memungut biaya apapun saat memasuki dan jalan-jalan di area sekitarnya. Benteng ini gratis untuk dikunjungi. Maka tak heran, warga Makassar dan orang yang datang di kota ini  suka jaalan-jalan karena letaknya juga dekat dengan laut,  sehingga asyik untuk menjadi tempat nongkrong anak-anak komunitas, remaja, dan juga bahkan keluarga.
 
Salah satu yang populer dari benteng ini adalah ketika anda berkunjung di sore hari saat senja. Pada saat itu, matahari akan mulai memancarkan sinar orange yang indah dan cantik. Benteng pun akan terlihat lebih menawan dan lebih eksotis.
 
Selain bisa jalan-jalan dan menikmati bangunan tua benteng ini, anda juga bisa mengunjungi museum yang ada di dalamnya. Museum di Benteng Fort Rotterdam ini dinamakan Museum La Galigo. Museum ini merupakan museum yang berisi aneka peninggalan manusia dari zaman dahulu kala. Berbagai artefak dan pengetahuan tentang asal usul manusia bisa anda pelajari di dalam museum ini.

-------------------------------------
Kartika Pratiwi Hasan
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam