GOWA, Bugiswrta.com -- Arah kegiatan kemahasiswaan pada jenjang fakultas dan prodi diarahkan pada upaya menghadirkan Kampus Bermartabat sesuai program ingin dicapai dekan. Kehadiran Kampus Bermartabat dapat terwujud dengan melibatkan seluruh civitas akademika kampus termasuk salah satu di antaranya adalah para mahasiswa. Demikian ditegaskan Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikai UIN Alauddi Makassar, Dr. Syamsiah Yunus Tekeng M.Pdi di temui di ruang kerjanya akhir Desember 2015.
Menghadirkan Kampus Bermartabat, dapat tercapai terlihat dari semangat dan antusias dari Dekan FDK, Dr. Abd Rasyid Masri., S Ag M Pd M Si M.M, melakukan proses perubahan dalam dinamika dalam proses pembelajaran di kampus selama ini.
Saah satu diantaranya sangat dirasakan civitas akademika kampus adalah membangun gazebo dilengkapi soket listrik untuk mengisi ulang gadget. Gazebo ini multifungsi, bagi mahasiswa untuk berdiskusi atau hanya sekedar duduk beristirahat.
Demikian halnya ikon kampus tugu pena tajam berbalut warna emas, di depan kampus FDK adalah simbol Fakultas Bermartabat (bersih, maju, ramah). "Lewat simbol itu, civitas akademika kmpus termotivasi kedepannya untuk lebih menyempurnakan kehadiran Kampus Bermartabat. Terobosan dekan itu bakal menjadi contoh untuk fakultas-fakultas lain di UIN Alauddin, "tegas wanita kelahiran Bantaeng, 21 Juni 1965.
Selaku wakil dekan bersentuhan dengan mahasiswa, dia mengaku setiap saat menjalin komunikasi dengan mahasiswa terutama para aktifis dan fungsionaris kampus. "Setiap masalah yang muncul secepatnya dicarikan jalan keluar dengan membuka dialog setia waktu, "Kata alumni S3 PPs-UIN Alauddin Makassar ini.
Aktivitas cukup lancar terlihat hampir setiap saat, pada semua jurusan yakni: Komunikasi Penyiara Islam, Ilmu Komonikasi, Jurnalistik, Manajemen Dakwah, Kesejahteraan Sosial, Bimbingan Penyuluhan Islam, kegiatan lembaga kemahasiswan pada jenjang HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), SEMA (Sekertaris Mahasiswa), DEMA (Dewan Mahasiswa), memantau, mendampingi dan melayani semua kegiatan kemahasiswaan, tandas penulis disertasi, Relasi Gender dan Kekuasaan (Studi Kritis Tentang Penerapan Gender dalam Paradigma Pendidikan Islam ini.
Salah seorang putri politisi Sulsel dari PSII ini, Drs.H.Yusun Tekeng, sejak kecil sudah bercita-cita jadi seorang guru agama. Menjadi asisten dosen di UIN Alauddin 1991 dan mulai 1992 diangkat jadi dosen untum mata kuliah bahasa Inggeris, komunikasi dan perspektif gender.
"Jenjang karier di kampus UIN Alauddin, pernah menjabat Ketua Prodi Penyuluhan Masyarakat Islam (PMI), berubah jadi Prodi Kesejahteraan Sosial (Kesos) 2004-2008, anggota senat KPI FDK UIN Alauddin 2009, jadi fasilator masalag gender di Sulsel serta jadi ketua yayasan di Jeneponto, "papar mantan Ketua Bidang Kader PPP Makassar 1997-1998 ini.
Selain itu, dia juga salah seorang asesor sertifikasi guru agama Islam UIN Alauddin Makassar, pengurus KAHMI, sejak 15 Oktober 2015 diberi amanah jadi Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan 2015-2019. Sebelum jadi Wadek III, juga sebagai dosen pembimbing di PPs-UIN Alauddin Makassar. Akan tetapi setelah menjabat Wadek III hanya fokus pada jabatan yang baru " mantan Pjs Ketua Senat Fakutas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar ini.
===================
Laporan : Lisdawati dan Hajra M
Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar