Opini : Kesombongan Merusak Sel Tubuh dan Sendi Kehidupan -->
Cari Berita

Opini : Kesombongan Merusak Sel Tubuh dan Sendi Kehidupan


Penulis : Andi Rifki Ismulail

MAKASSAR, Bugiswarta.com -- Sepanjang sejarah, orang-orang sombong menyeret jutaan orang menderita bersama mereka. Hingga kini, kesombongan masih menjadikan dunia kelam pada banyak sekali orang. 

Penghuni dunia gelap itu, hidup tanpa ketulusan hati. Mereka suka membual, yang mereka inginkan semata pujian orang lain, dan terus menjadi pusat perhatian. Dimanapun berada, mereka pikir, mereka orang yang paling baik, menarik, dan berhasil yang ada. 

Mereka berupaya membuat hal itu mencolok, dengan segala cara. Suasana pikiran ini tercermin dalam prilaku mereka, prilaku yang selalu dibuat-buat. Rasa Iri, Ketamakan dan Angkara menguasai watak mereka. 

Jika suasana pikiran ini berlanjut, hati orang-orang itu tak lagi peka akan ayat-ayat Allah. Dalam Al Qur'an, kesombongan dan pengucilannya dari rahmat Allah sebagai akibatnya diuraikan sebagai sebuah pelajaran.

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku, hendaklah kalian tersungkur bersujut kepadanya." Lalu, semua malaikat bersujud, kecuali iblis, dia menyombongkan diri dan termasuk orang-orang yang kafir. 

Allah berfirman: "Hai Iblis!, Apakah yang menghalangimu bersujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tanganKu? Apakah kau menyombongkan diri ataukah (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?" Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Kauciptakan dari tanah" Allah berfirman: "Maka, keluarlah kamu dari surga, sesungguhnya kamu orang yang terkutuk" (QS. Shaad, 38:71-77).

Orang-orang beriman mengetahui bahwa Allah lah yang menciptakan segala sesuatu, dan melimpahi manusia dengan segala nikmat, karena itu mereka tak pernah jatuh kedalam kesombongan tanpa alasan. 

Mereka sikapi nikmat yang diterima dengan rasa syukur, bukan kesombongan. Tak peduli betapa elok, kaya, cerdas ataupun mulia diri mereka, tak pernah mereka jadi sombong karena semua hal itu. Kerendahan hati disebut dalam Al Qur'an sebagai Watak Utama Orang-orang Beriman.

"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas muka bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik." (QS. Al-Furqan, 25:63).

Kekuasaan, Kekayaan, Status, Wibawa dan Kemuliaan, Kecerdasan, Waskita dan Pendidikan, Kelokan, dan Kemudaan, hal-hal ini membawa kepada kesombongan pada masyarakat yang hidup jauh dari nilai-nilai akhlak agama. mereka pamerkan apa yang mereka makan dan minum, pakaian mereka, mobil yang mereka tumpangi, rumah yang mereka huni bahkan juga isinya, untuk saling sombong. Namun ada satu hal penting yang gagal dipahami orang-orang ini, semua yang mereka miliki dan banggakan itu, Fana.  

Tak seorangpun dapat tinggal didunia ini, maupun terus memiliki harta duniawinya selamanya. Hanya untuk 50 tahun, atau mungkin 80, atau sangat jarang untuk 100 tahun. Tidak laki-laki terkaya, tidak perempuan tercantik, memiliki hak istimewa menikmati hidup lebih lama di dunia ini. 

Mereka akhirnya menemui Kematian walau berusaha menghindar, dan kehilangan semua yang mereka bangga-banggakan. Juga tidak seorangpun bisa yakin tidak akan kehilangan miliknya bahkan semasa masih hidup.  

Hanya sekejap waktu orang akan kehilangan sebuah ciri, dan pencapaian jasmani dan rohani yang begitu dibanggakannya. Siapapun yang menjadi sombong karena kesehatan atau kekuatannya bisa dengan mudah menjadi korban penyakit maut yang di bawa virus, terlalu kecil untuk kasat mata. Lebih lagi, mereka tak akan mampu lari dari ketanpa dayaan ini, bahkan seandainya memiliki segalanya di dunia ini. 

Orang terelok di dunia semakin tua setiap hari, dan keelokan itu segera tak berbekas. Ia bahkan bisa menjadi terlalu jelek untuk di pandang siapapun. Semua yang dimiliki seseorang, sekedar hasil kehendak Allah. Allah lah yang memberikan keelokan, dan kekayaan. Allah dapat menurunkan banyak, atau sedikit jalan, atau peluang diantara manusia sekehendakNya. Keduanya dimaksudkan sebagai ujian untuk siapa berbuat baik selama hidup di dunia. 

Memiliki Status, serta Kekuasaan, dan Wibawa yang timbul darinya adalah salah satu sebab kesombongan. Namun sangat tak masuk akal bagi seseorang merasa bangga dan unggul karena Pangkat dan Jabatannya.  

Sejarah penuh dengan orang berpangkat dan bertahta tinggi yang mendadak kehilangan semua itu. Status dan Pangkat duniawi berakhir di dunia ini, bahkan hal-hal yang paling menetap berakhir dengan kematian. Tiada yang patut di gandrungi, atau dibanggakan dari semua itu, sebaliknya, masing-masing memperdaya, sekedar hiasan remeh dan fana dunia ini.

Dalam 1 ayat, Allah Maha Kuasa berfirman: "Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Ia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia itu (jika dibandingkan dengan) kehidupan akhirat, hanya kesenangan (yang sebentar)." (QS. Ar Rad, 13:26).

Kesombongan, membawa manusia pada sakit pikiran dan prilaku batil. Mereka yang hidup dalam kesombongan dan tipu daya hampa ini menghuni dunia gelap gulita. Dunia hitam kelam, penuh dengan kecemasan akan kerugian, membuat kesalahan, di hina, atau dipermalukan, stres, keraguan, kebencian, angkara, dan nafsu. 

Suasana pikiran ini, membuat letih dan tua manusia. Berdampak parah pada kesehatan pikiran, dan tubuhnya. Mereka ini, yang secara rohani lemah, kaku dan pingit. Hampir mustahil mengharapkan isyarat menyenangkan, tanda sayang, atau penghargaan, dan kata penghibur dari mereka. Sulit untuk tertawa atau bersantai jika mereka hadir, ledakan amarah dadakan adalah biasa saat orang seperti mereka ada. 

Prilaku orang sombong selalu dimaksudkan untuk membuat dirinya tampak berharga dan unggul di mata orang lain.  

Karena itu, mereka memiliki rasa takut berlebihan pada yang membuat kesalahan. Mereka berupaya menjilat orang lain, untuk ada, mereka selalu waspada setiap detik dan berhati-hati agar setiap saat bertindak dengan sikap yang sudah diatur.

Contohnya: Saat menghadiri rapat, mereka akan mencoba menjadi pembicara paling mengesankan, berbusana paling menarik, menelurkan pemecahan paling cerdas, dan menarik perhatian sebanyak-banyaknya. Karna itu, mereka selalu tersangkut digantungan baju, prilaku mereka tak pernah tulus dan murni, mereka selalu takut pada kemungkinan bertindak tidak sesuai, mereka pikir tak akan pernah membuat kesalahan. 

Ketika diberitahu bahwa mereka telah membuat kesalahan, langsung mereka mencoba melepaskan diri dari tudingan. Keadaan orang semacam ini, digambarkan dengan istilah berikut di 1 ayat:

"Apakah kamu memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya, Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun". (QS. An Nisa, 4:49).

Menjadi sasaran kritik adalah hal yang sangat tak disukai orang sombong. Ketika di kritik, otot wajah mereka menegang, dan airmukanya mengering. Mereka tertekan karena cemas akan rusaknya wibawa mereka. 

Mereka menganggap jika di kritik, mereka akan di ejek atau di hina orang lain. Suasana pikiran ini menciderai jasmani dan rohani mereka. Gerak-gerik tak lagi alamiah, dan naik turun yang mendadak yang terdengar dalam nada suara mereka. Maka, mereka hidup dalam keresahan lahir dan batin yang menetap.

Pada akhirnya, mereka tak pernah mendapatkan kedamaian dan kepuasan. Orang sombong sibuk dalam prilaku berlebih-lebihan dan mencari perhatian dalam cara berjalan, berbicara, dan berbusana. Tanda kesombongan mereka terutama pada cara berjalan. Nyatanya Allah berfirman dalam Al Qur'an, bahwa Kesombongan itu Kelemahan Besar:

"Dan janganlah kamu berjalan diatas muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan setinggi gunung". (QS. Al Isra, 17:37)

Kesombongan menimbulkan kekejaman dan penderitaan parah pada seseorang. Pertama, dan Terutama, orang yang sombong membayangkan semua sifat mereka itu milik dirinya. Misalnya, mereka mengira bahwa kecerdasan tumbuh dari dirinya sendiri. Alih-alih menyadarinya sebagai rahmat Allah bagi dirinya, lalu bersyukur, mereka menganggapnya sesuatu untuk dibanggakan. Dengan terlalu menghargai sifat ini dimatanya sendiri, mereka remehkan dan cerca orang di sekitar, akibatnya, rekan-rekan mereka menganggap mereka tidak menarik dan sukar di dekati.

Berarti, orang sombong tak pernah berteman sejati, dan jujur yang sungguh-sungguh menyayanginya. Mereka juga kesulitan mengungkapkan kasih sayang kepada orang lain, mereka selalui ingin mendapatkan cinta dan kasih sayang, sebab dimata mereka, mereka mengungguli siapapun.

Suasana pikiran ini, membawa kepada prilaku buruk lainnya - Dengki, mereka mendengki keelokan, kecerdasan, penalaran, nilai akhlak, atau harta duniawi orang. Mereka memandang segenap milik orang lain dengan mata iri. Jika hadir orang dengan kelebihan atas yang mereka miliki, langsung mereka ingin pergi.

Kedengkian itu berarti mereka akhirnya tak bisa bergaul dengan orang lain. Allah telah menaburkan rasa resah kepada orang-orang yang memiliki sakit keangkuhan ini, seperti juga mereka tak menggapai apapun selain kesulitan, kepedihan dan kesedihan dalam hidup di dunia ini. 

Orang-orang sombong ini, diabaikan dari akhirat dan lebih utama lagi cinta Allah. Allah mewahyukan lewat sepetik ayat bahwa Dia tidak menyukai mereka yang sombong:

"Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri".(QS. Lukman, 31:18).

Pengaruh buruk kesombongan tidak terbatas kepada sifat rohaniah, kesombongan juga membahayakan jasmani, kecemasan tentang hal-hal seperti membuat kesalahan, menjadi sasaran kritik, atau cercaan kehilangan wibawa, mendapatkan persetujuan orang lain, atau kehilangan sesuatu yang dibanggakan, membuat orang sangat tertekan.

Inilah keadaan yang cocok bagi hadirnya Stres, gegelisahan dan rasa tertekan dalam jiwa, tercermin dalam aneka gangguan raga. Rambut misalnya, menjadi kusam dan lamban untuk tumbuh, kulit menebal, mengeras dan hilang kelenturannya.

Tanda-tanda penuaan kian mencolok, keriput bisa mendadak muncul, mulut mengering, mata kehilangan gairah hidup dan menjadi muram, otot-otot muka mengerut dan keresahan gampang tertebak, kulit secara umum menguning, selain itu orang sombong berbicara terbata-bata, tidak bisa lancar, atau tulus dalam berucap. 

Tiap kalimatnya langsung tidak nalar atau tidak jujur, stres berat akibat kesombongan pelan-pelan menunjukan pengaruhnya, dan lalu menuju ke masalah kesehatan yang parah. Para ahli sering kali berkata, bahwa stres seringkali membawa berbagai penyakit, maka orang sombong akan membawa kerusakan paling parah pada dirinya.  

Di lain pihak, orang beriman, menjalani hidupnya dengan senang dan damai, karena menaruh keyakinannya pada Allah, dan yakin akan kebenaran takdir. Tentu tanda-tanda penuaan alami juga nampak pada mereka, namun tidak separah yang disebabkan pengaruh berbahaya stres dan tabiat muram oran-orang sombong. Karena itu, orang beriman menjalani hidup bahagia di dunia ini dan sesudahnya.

-------------------
Rifki Ismulail