BONE, Bugiswarta.com -- Nama Arung Palakka cukup banyak, sehingga bila ingin disebut semuanya bisa menjadi barisan kalimat nama yang panjang. Kata Arung Palakka hanyalah sebuah gelar, untuk mengetahui siapakah nama sesungguhnya sang pembebas itu ?
Berikut daftar nama-namanya :
Arung Palakka adalah tokoh sentral yang mengubah jalannya percaturan kekuasaan di kawasan Sulawesi Selatan pada Abad XVII.
Banyak buku tentang ketokohan dan perjuangannya, seringkali membuat pembaca, khususnya peminat Sejarah Sulawesi Selatan yang bukan orang Bugis Makassar menjadi bingung karena banyaknya nama yang dilekatkan pada diri Arung Palakka. Berikut ini penjelasan satu persatu mengenai nama - namanya.
1.La Tenri Tatta Toappatunru, adalah nama kecil dan nama remaja Arung Palakka. Kata depan "La" pada depan namanya tersebut menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah Bangsawan (Laki - laki). Kata "Tenri" itu artinya Tidak, sedang Tatta bermakna kemauan. " Toappatunru" artinya adalah yang menundukkan. (To = orang, Appatunru = yang menundukkan). Jadi, "La Tenri Tatta Toappatunru" itu artinya Laki - laki (bangsawan) yang tidak dapat dibatasi kemauannya dan orang yang menundukkan.
2.Daeng Serang adalah nama Arung Palakka saat berada di Makassar (Saat Bone telah dijajah oleh Gowa, Arung Palakka dan keluarganya dipekerjakan di rumah bangsawan tinggi Gowa sedang Orang Bugis Bone - Soppeng lainnya menderita kerja paksa membangun benteng - benteng Makassar. Arung Palakka pun juga merasakan kerja paksa bersama rakyatnya tersebut).
3.Datu Marioriwawo, artinya Raja di Marioriwawo. Marioriwawo adalah kerajaan yang ada di Soppeng. Kerajaan ini adalah warisan dari ibunya, We Tenrisui Datu Mario Riwawo.
4.Arung Palakka, artinya Raja di Palakka. Palakka adalah salah satu kerajaan yang ada dalam wilayah Bone. Kerajaan Palakka adalah warisan dari kakeknya, La Tenri Ruwa Arung Palakka MatinroE ri Bantaeng (Raja Bone XI). Menurut tradisi Kerajaan Bone bahwa, "Yang berhak menjadi Raja di Palakka, berhak pula menjadi Raja di Bone (Arung Mangkaue' ri Bone), namun tidak semua Raja Bone pernah menjadi Raja di Palakka". (Kasim, 2002).
5.Petta Malampeq Gemmekna, artinya Raja yang berambut panjang. Nama ini terkait dengan sumpahnya bahwa Arung Palakka tidak akan memotong rambutnya jika belum berhasil membebaskan rakyatnya dari penjajahan Gowa. (Petta itu sebutan untuk bangsawan tinggi Bugis, Malampeq = panjang, Gemmekna = panjang rambutnya). Rambut Arung Palakka tersebut terus menyertai masa perjuangannya (1660 - 1667) dan nantilah dipotong setelah perjuangannya dianggapnya telah berhasil.
6.Arung Ugi, artinya Raja Bugis (Kompeni Belanda menyebutnya Koningh der Bougis). Gelar ini melekat pada Arung Palakka setelah membebaskan negerinya dari cenkeraman kekuasaan Gowa dan menjadi Penguasa atasan (Raja tertinggi) semua negeri / kerajan Bugis. (Ugi artinya Bugis).
7.Petta Torisompae', artinya Raja yang disembah. Gelar ini melekat pada Arung Palakka sebagai sebuah sebutan dari rakyatnya karena begitu diagungkannya sosoknya sebagai 'Pahlawan' dan Raja yang berjasa menaklukkan Kerajaan Makassar.
8.Sultan Saaduddin, adalah nama atau gelar Islam untuk Arung Palakka
9.Matinroe ri Bontoala, artinya yang meninggal di Bontoala, istananya di Makassar.
Sebenarnya masih ada lagi beberapa nama yang melekat pada diri Arung Palakka, Raja Bone XV ini, seperti Datu Pattiro, Datu Lamuru, dan lain sebagainya tapi tidaklah terlalu populer dan yang umum disebut adalah nama - nama diatas.
Arung Palakka (lahir di Lamatta, Marioriwawo Kabupaten Soppeng, 15 September 1634 dan meninggal di Bontoala, 6 April 1696 pada umur 61 tahun
Dia adalah Sultan Bone yang menjabat pada tahun 1672-1696.
Saat masih berkedudukan sebagai pangeran, ia memimpin kerajaannya meraih kemerdekaan dari Kesultanan Gowa pada tahun 1666.
------------
Usman
Usman