PWM Sulsel Sorot Model Pemberdayaan Masyarakat -->
Cari Berita

PWM Sulsel Sorot Model Pemberdayaan Masyarakat

•Pada Pra Muswil Muhammadiyah ke 39 di Bulukumba

BULUKUMBA, Bugiswarta.com -- Seminar Pra Muswil Muhammadiyah ke 39 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel yang dilaksanakan di kampus STKIP Muhammadiyah Bulukumba, Sabtu 17 Oktober sangat dinamis. 

Cukup banyak masukan, gagasan dari peserta yang  bisa menjadi konsep untuk disampaikan pada Muswil Muhammadiyak ke 39 di Palopo, pada 24 Desember mendatang.  

Seminar ini dibuka Wakil Ketua PWM Sulsel, Prof Dr KH Ambo Asse.
Masukan yang sedikit kritis soal kegiatan pemberdayaan petani selama ini. 

Kegiatan pemberdayaan ini sesungguhnya bukan saja dilaksanakan oleh lembaga pememerintah, tetapi juga lembaga-lembaga non pemerintah seperti LSM dan lembaga-lembaga donor lainya, Kendati hasilnya belum terlalu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu masalahnya, karena model pendekatan yang dilakukan selama ini khususnya pemerintah lebih banyak dilakukan dengan model  pendekatan bantuan. Faktanya,  banyak  bantuan  yang diberikan  tidak produktif.

"Tarulah memberikan modal  usaha bagi pengusaha kecil.  Yang mendapat bantuan modal usaha ini kebanyakan tidak siap, sehingga  tidak bisa berbuat apa-apa, karena penerima  manfaat mestinya dibekali terlebih dahulu pengetahuan tentang kewirausahaan," " ungkap Wakil Ketua PWM Sulsel, Prof Dr KH Ambo Asse.

Menurut Wakil Ketua PWM Sulsel, Ir H Syaiful Saleh, kelemahan lain model pemberdayaan selama ini, karena tidak adanya pendampingan kepada masyarakat. Mestinya jika masyarakat ingin diberdayakan selain ada bantuan, juga harus ada pendampinga. 

"Karena tidak ada pendampingan maka banyak proyek pemberdayaan dimasyarakat tidak berhasil," paparnya

Bagaimana dengan Muhammadiyah dalam hal MPM,  menurut Syaiful Saleh, dalam kegiatan pemberdayaan, harus ada advokasi kepada warga, juga pendampingan, memberikan pengetahuan tentang penerapan teknologi sederhana tepat guna, serta melakukan kerjasama inter dan antar pelaku dilapangan.

"Peran-peran inilah yang harus dilakukan oleh Muhammadiyah untuk kegiatankegiatan pemberdayaan, "tandas Syaiful.

Hal lain yang diusulkan oleh Prof Ambo Asse,  menginginkan pada Muswil ke 39 di Palopo, akan mewacanakan pengumpulan dana  pendidikan S2 bagi kader muda Muhammadiyah. Alasannya sekarang ini sanga sedikit kader muda Muhammadiyah yang diangkat menjadi dosen di amal usaha persyrikatan karena  jenjang pendidikannya belum memenuhi syarat.

Dikatakan Ambo Asse, salah satu masalahnya banyak kader Muhammadiyah yang tidak melanjutkan  pendidikannya ke jenjang S2 karena kurang biaya. Dan dana inilah nantinya  yang akan digunakan untuk membantu kader muda Muhammadiyah. Selain itu dia juga mengusulkan dimunculkannya dompet dhuafa, dari amal usaha persyarikatan 10 persen.

"Ini saja yang dikelola Muhammadiyah untuk membantu kegaiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, terutama bagi keluarga Muhammadiyah yang kena musibah dan tidak hanya itu banyak lagi kegiatan-kegiatan sosial lainya yang bisa dibantu,"tandas Ambo Asse.

Sementara dari pemuda Muhammadiyah mengusulkan, agar keluarga dari Muhammadiyah  mau dengan sukarela untuk menyerahkan anak-anaknya untuk kegiatan pengkaderan kemuhammadiyaan. Sangat aneh, katanya  orang Muhammadiyah tapi anak-anaknya dikader ditemat lain.

---------------------------------
Nasrullah Rahim- Yahya Mustafa