Cerita Arifin,  Sosok Pak Ogah di Makassar -->
Cari Berita

Cerita Arifin,  Sosok Pak Ogah di Makassar

MAKASSAR, Bugiswarta.com -- Raut wajahnya  lelah terpancar dari wajah hitam Arifin. Sengatan matahari tepat pukul 12.30 WITA  tidak menyurutkan niat pria yang beralamat di Jalan Pampang 1 itu untuk membantu menyebrangi seorang mahasiswi dijalan depan kampus UMI Makassar.
        
Ia biasa bertugas di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo depan rumah sakit Ibnu Sina, Makassar. Namun, ia bukan petugas resmi dari kepolisian ataupun Dinas Perhubungan. Profesinya biasa disebut "Pak Ogah".
       
Saat saya mewawancarainya di sela-sela istirahatnya, Sabtu (24/10), Arifin mengaku sengaja memilih profesi tersebut sebagai ladang rezekinya. Disamping untuk menghidupi keluarganya.
       
Meski profesinya hanya membantu orang-orang yang ingin menyebrangi jalan dan kendaraan yang ingin berputar, penghasilannya bisa dikatakan tidak menentu. Ia bahkan mengaku terkadang tidak cukup puas dengan pekerjaan yang dilakoninya saban hari tersebut."Yah, tidak menentu dek, paling sedikit Rp. 70 ribu dan paling banyak itu Rp 100 ribu per hari," ujar Arifin dengan wajah datar.
         
Arifin yang telah melakoni pekerjaan tersebut selama 10 tahun mengaku kerap menemui duka dalam menjalankan profesinya tersebut. Tidak jarang ketika bertugas membantu orang menyebrangi jalan, kerap tersenggol dengan pengendara motor maupun mobil.
          
Selfian (19), salah seorang mahasisiwi Universitas muslim Indonesia mengaku kehadiran pak ogah membantunya ketika ingin berputar arah. "Kalau niatnya lillahi ta'ala sih bagus". Ujarnya saat diwawancarai. Selfian menambahkan, fenomena pak ogah bukan hanya terjadi di kota Makassar melainkan juga dikota-kota besar lainnya. ia berpendapat, sejauh tidak menganggu, Pak Ogah dapat berguna membantu pemerintah dalam mengatur lalu lintas.

-----------------------------------
Hijriati Makmun