MAKASSAR, Bugiswarta.com -- Belakangan ini aksi begal di masyarakat kota Makassar makin sering terjadi. Ironisnya pelaku dari begal itu sendiri adalah kebanyakan dari kalangan pelajar SMP dan SMA.
Meski jumlahnya masih kecil, tetapi perlu mendapat perhatian semua pihak, terutama orangtua dan kalangan pendidik. Yang lebih utama lagi bagaimana mencegah jangan sampai perilaku tidak terpuji ini menular sebagai virus kepada pelajar lain.
Dalam beberapa kasus, aksi kriminalitas itu dilakukan sebagai bentuk pelarian, mencari kompensasi dari kondisi lingkungan yang dianggap membelenggunya. Motif ekonomi dalam arti mencari keuntungan, apalagi menjadikannya sebagai profesi sangat jauh dari benaknya.
Tak heran, jika dari beberapa pelajar yang tertangkap mengaku melakukan perbuatan kriminalnya karena ikut- ikutan, dilakukan secara spontan. Ada kalanya karena sebatas membantu teman.
Yang harus kita cegah jangan sampai perbuatan spontan itu mewabah menjadi sebuah kebanggaan. Ini menjadi penting karena usia remaja sedang tumbuh mencari identitas diri.
Lazimnya identitas yang digandrungi jika disebut sebagai remaja yang pemberani dan mampu tampil beda. Di sinilah peran orangtua untuk lebih mengarahkan agar sikap – sikap tersebut ditampilkan pada kegiatan yang lebih positif bagi dirinya, teman – temannya dan kelompoknya.
Salah satunya mengidentifikasi lingkungan pergaulan putra-putrinya di luar rumah. Sebab, lingkungan pergaulan itu cukup dominan mengubah karakter dan perilaku.
Tak jarang, anak yang kurang mendapatkan perhatian orangtua dan keluarganya, kemudian mencari pelarian di luar rumah dengan melakukan tindakan melanggar norma dan susila sehingga berurusan dengan aparat kepolisian.
---------
Feri Irawan