Cerita Rakyat dan Pesona Keindahan Goa Mampu di Kabupaten Bone -->
Cari Berita

Cerita Rakyat dan Pesona Keindahan Goa Mampu di Kabupaten Bone

BONE, Bugiswarta.com -- Salah satu goa di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, banyak dikunjungi warga adalah Goa yang menyimpan cerita rakyat dimana sebuah kampung dikutuk menjadi batu dan di dalam goa inilah ilustrasi tentang cerita rakyat ini ada didalam goa.

Bahkan goa ini biasa disebut sebagai Goa Terkutuk lantaran di dalamnya banyak batu menyerupai makhluk hidup hingga gubuk dan peralatan tradisional lainnya yang konon ceritanya adalah mahluk yang diubah menjadi batu.

Di dalam goa ini pula terdapat batu yang paling sakral dan dijadikan sebagai pertanda alam bagi warga setempat.

Goa ini terletak di lereng pegunungan Mampu, Desa Cabbeng, Kecamatan Duaboccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Bagi penduduk setempat, goa ini diyakini sebagai sebuah permukiman penduduk yang dikutuk menjadi batu oleh seorang raja yang berkuasa pada saat itu.

Keyakinan penduduk setempat didasarkan oleh cerita turun-temurun serta banyaknya batu yang menyerupai mahkluk hidup, serta peralatan tradisional hingga areal persawahan yang membatu. Goa yang hingga kini belum diukur oleh pemerintah setempat memiliki sejumlah tingkatan serta sejumlah lorong yang berhubungan satu sama lain.

Saat memasuki goa ini, maka pengunjung terlebih dahulu harus membungkuk dan menemukan dua buah batu yang tergantung. Batu ini sebagai pintu gerbang. Keunikan dua batu yang tergantung ini adalah memiliki bunyi yang berbeda jika dipukul. Ada yang nyaring seperti besi serta ada yang suaranya biasa sebagaimana layaknya batu biasa yang dipukul.

Selain itu, terdapat batu yang menyerupai hamparan persawahan, sebuah kapal, dan sejumlah 
binatang yang menyerupai buaya, kuda, tikus, serta burung yang bertengger, serta sebuah gubuk berkuran 3 meter dan Kapal Laut.

Goa ini juga dihuni oleh ribuan kelelawar dan burung walet yang bergelantungan yang bersarang di 
atasnya. Di ujung lorong goa ini terdapat dua buah batu yang ujungnya saling berhadapan, yang satunya bergelantungan dari atap goa. Batu ini dikenal dengan batu pedoman.

Warga setempat menjadikan batu ini sebagai pertanda alam. Jika tiap-tiap ujung dari batu saling bersentuhan, diyakini akan terjadi bencana alam yang menimpa perkampungan setempat.
"Kalau bersentuhan maka akan terjadi bencana alam dan ini sudah sering terjadi," kata salah satu Andi Ira.

Menurut cerita turun-temurun, goa ini dahulunya adalah sebuah perkampungan yang diperintah oleh salah seorang raja. Saat itu, putri sang raja sedang menenun di atas rumah panggung miliknya. Namun, salah satu alat tenunnya terjatuh. Sang putri pun berkata bahwa siapa pun yang membantunya mengambil alat tenun tersebut maka akan dijadikannya suami.

Naas, anjing sang putri yang disebut Labolong melompat dan turun mengambil alat tenun tersebut dan membawakannya kepada sang putri. Lantaran perkataan sang putri telah telanjur diucapkan dan tak boleh dilanggar, maka sang putri harus menikahi anjingnya hingga membuat raja murka dan mengutuk perkampungan tersebut menjadi batu.


Anjing dan peralatan tenun tersebut juga hingga kini masih ada dan menjadi batu. "Dulu di sini memang perkampungan yang dikutuk dan ini cerita yang diwariskan secara turun-temurun," ungkapnya
-----------
Usman