Opini : HUT RI, Orang Tua Tidak Merdeka -->
Cari Berita

Opini : HUT RI, Orang Tua Tidak Merdeka

Penulis : Yayuk Astuty Aktifis IMM Kabupaten Sidenreng Rappang

Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia merupakan program tahunan yang spektakuler bagi sebagian besar masyarakat. Betapa tidak, seluruh elemen masyarakat turut memeriahkan euforia peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang identik dengan berbagai acara atau perlombaan. 

Tentunya tujuannya untuk berbahagia atas lepasnya masyarakat indonesia dari penjajahan negeri kincir angin maupun negeri sakura.

Terlepas dari belenggu penjajahan kapitalis maupun komunis, rupanya hanya dirasakan oleh sebagian masyarakat saja. 

Kegiatan 17 Agustus yang tujuan sekali lagi untuk memperingati kemerdekaan Indonesia tidak dirasakan oleh golongan masyarakat miskin atau kurang mampu. 

Sebagaimana semarak 17 Agustus yang melibatkan siswa di seluruh sekolah di Indonesia, tentu memerlukan materi yang akan di tanggung oleh orang tua siswa.

Bagi orang tua yang mampu dan masuk dalam kelas ekonomi elite, tentu tidak menjadi masalah. Namun,bagi orang tua siswa khususnya di desa-desa yang berpenghasilan cukup tentu itu merupakan tanggungan yang memberatkan. 

Ikutnya siswa berpartisipasi dalam lomba karnaval atau gerak jalan dan berbagai perlombaan lain tentu biayanya tak sepenuhnya di tanggung oleh sekolah. 

Ini yang menjadi keresahan orangtua siswa yang tidak mampu.  Sebagai  orangtua, tentunya mereka ingin anaknya sama dengan anak-anak yang lainnya. 

Terlihat anggun atau perkasa di tengah barisan dan menjadi sorotan mata para masyarkat yang menonton acara 17 Agustus. 

Denngan segala upaya dilakukan agar anaknya ikut berpartisipasi yang memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Ini yang menjadi bahan evaluasi dalam euforia 17 Agustus. Indonesia yang telah merdeka selama 70 tahun ini belum dirasakan seluruh lapisan masyarakat. 

Peringatan yang seharusnya dibalut dengan kesederhanaan layaknya senjata bambu runcing yang digunakan pejuang 45 kini telah mendekati budaya hedonisme yang lebih mementingkan ramai dan megahnya acara semarak 17 agustus. 

Padahal esensi utamanya yaitu upacara penaikan bendera sebagai simbol resmi merdekanya Indonesia secara de facto maupun de jure. Merdekanya Indonesia seharusnya dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. (*)