Villa Ratu Belanda (Villa Yuliana) Di Pusat Kota Watansoppeng |
Penulis : Iwan Hendrik
Bangunan yang berarsitektur perpaduan khas Eropa dan Rumah Bugis tampak kokoh dipuncak bukit Watansoppeng.
Bangunan itu bernama Villa Yuliana Villa Yuliana merupakan bangunan bersejarah peninggalan Pemerintahan Hindia Belanda yang berdiri lebih seabad silam.
Bangunan yang ominasi bercat putih kombinasi hijau itu dibangun pada tahun 1905 lalu oleh Gubernur Pemerintahan Hindia Belanda, saat itu C.A Kroesen.
Yuliana yang dikenal masyarakat Soppeng dengan nama Mes Tinggi. Sebutan didasari atas fungsi awal bangunan sebagai tempat beristirahat yang berada didaerah ketinggian.
Letaknya cukup stategis di Jalan Pengayoman Watansoppeng, menjadikan villa tersebut mudah dijangakau. Lokasinya berdekatan dengan rumah jabatan Bupati Soppeng yang hanya dibatasi ruas jalan dan tembok pagar.
Keberadaan bangunan bertingkat dua itu merupakan salah satu bukti Belanda pernah menguasai Pemerintahan di Sulawesi, termasuk Kabupaten Soppeng. Diceritakan penguasaan itu sebagai hasil dari program Pasifikasi yang dilaksanakan Pemerintahan Hindia Belanda di Sulawesi
Selatan.
Kerajaan Soppeng merupakan salah satu kerajaan-kerajaan yang turut menyetujui tuntutan pemerintahan Belanda untuk menandatangani korte verklaring atau pernyataan takluk. Akhirnya pada tahun 1908 seluruh Sulsel menjadi darah jajahan Belanda.
Berdasarkan struktur pemerintahan Hindia Belanda tahun 1941 wilayah Soppeng merupakan salah
satu kewedanan dalam kewedanan afdeeling Bone. Yang meliputi distrik Lalabata, Liliriaja, Pattojo, Citta, Marioriawa, Marioriwawo. Penandatangan pernyataan pernyataan takluk ditandai dengan penandatanganan system Pemerintahan Hindia Belanda.
Selanjutnya dibangunlah Villa Yuliana yang konon kabarnya dalam rangka menyambut
kunjungan Ratu Belanda di Sulsel yang bernama Yuliana.