Sapriadi |
Watampone Bw--Tuhan maha kuasa atas ajal dan hidup manusia, olehnya itu manusia hanya bisa berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pengobatan jika memiliki penyakit yang membawanya ke pintu pertama menghadap ke sang pemilik Alam semesta yaitu Alla SWT
Penyakit Eklampsia (keracunan kehamilan) pada dasarnya dalam ilmu kedokteran bisa diantisipasi sejak dini sehingga dapat mengurangi angka kematian terhadap ibu hamil, seperti yang terjadi baru-baru ini di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone dimana salah satu warga Desa Opo Kecamatan Ajangale Jumiati meninggal bersama dua anknya yang kembar saat melahirkan di Rumah sakit.
Menurut keterangan dokter, bayi yang dikandung Jumiati sebelum sampai di RSUD Tenriawaru Bone anaknya sudah meninggal dalam kandungan akibat keracunan kehamilan.
"Anaknya sudah meninggal sebulum ditangani oleh dokter,"ungkap dokter senior Arung kepada wartawan Kamis 5 Januari kemarin
Lebih lanjut disampaikannya bahwa saat pasien rujukan puskesmas Ajangale tersebut air tubannya terasa sangat panas sehingga langkah yang diambil oleh dokter adalah melakukan operasi sesar, untuk mengosongkan rahimnya.
"Setelah sampai di RSUD, pasien langsung ditangani dan dilakukan opersi sesar selama satu jam untuk mengangkat bayinya dari kandungaannya" paparnya
Keracunan kehamilan yang diakibatkan saat kehamilanya menderita tekanan darah tinggi olehnya itu kata Arung jika hal tersebut dideteksi sejak dini maka dianjurkan untuk melakukan cek rutin dan melahirkan di RS yang memenuhi peralatan
Sapriadi Shaleh sekretaris umum forum mahasiswa pasca sarjana Kesehatan Masyarakat Unhas yang dikonfirmasi terkait Eklampsia (keracunan kehamilan) mengungkapkan seharusnya tidak perlu terjadi dan bisa di antisipasi sebelumnya sebab ibu hamil itu melakukan pemeriksaan rutin minimal 4 kali selama kehamilan.
" Gejala preaklasi dapat timbul sebelumnya yaitu peningkatan tekanan darah dan pembembakan udema. Seharusnya bidan ataupun dokter sudah bisa mengantisipasi sebelumnya sehingga ibu hamil tidak mengalami kejang-kejang dan pada akhirnya ibu dan bayi bisa diselamatkan," terangnya
Hanya saja kebanyakan ibu hamil tidak melakukan kontrol kehamilan sehingga bidan dan dokter bisa kewalahan memberikan intervensi
"Untuk itu kedepan peran bidan desa harus di optimalkan dengan baik, bidan desa harus proaktif dalam menjaring dan memotivasi ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya,"ujarnya
La Barakka