SELAMAT JALAN "GURU DAN ORANG TUAKU" : KH. DJAMALUDDIN AMIN. -->
Cari Berita

SELAMAT JALAN "GURU DAN ORANG TUAKU" : KH. DJAMALUDDIN AMIN.

Catatan Abduh Bakri Pabe ST,  mengenang Kiyai

Kemarin sore, Ahad (16/11/2014) saya sedang nongkrong di salah Cafe dijalan Pengayoman, Panakkukang, Kota Makassar, handphone-ku bunyi tanda pesan sms masuk, cuma tidak biasanya pesan sms bunyi beruntun, ternyata isi sms muatannya sama, pesan itu ternyata membawa berita luka terdalam buat hidupku, kakekku dan sekaligus guru spritualku wafat di usia 85 Tahun, KH. Djamaluddin Amin, di RS PCC UNHAS. 

Di mata-ku, sosok seorang KH. Djamaluddin Amin adalah Tokoh besar di Sulawesi Selatan yang patut di teladani oleh semua, khususnya petinggi di Republik ini,beliau hidup dengan kebersahajaan, anti paham feodalis dan anti hedonisme di tengah hidupnya di kepung paham-kapitalisme. 

Kesan dan pesan kakekku ini masih terang dalam ingatanku, beberapa yang penting, ketika tahun 2000, saya selesaikan studi S1 di UMI dan berkunjung ke kediamannya di Talaksalapang saya sempat dapat guyonan oleh beliau tentang aktifitas politik ku masa-masa di PRD (Partai Rakyat Demokratik) bahwa PRD itu "Komunis" yah nak?, ku jawab dengan bercanda juga, bahwa kalau saya di tuduh "Komunis" karena membela rakyat yang teraniaya apa saya salah puang, bukankah Islam dan semua agama berpihak kepada mereka yang tertindas? (puang - panggilan orang dituakan dalam kultur bugis). Kemudian beliau pun beromantisme dengan menceritakan kisah ketika tahun 1965 pernah mengecam tindakan massa yang menghakimi  mereka karena hanya di tuduh antek PKI.

Tahun 2001 saat saya nikah, beliau rela menjadi saksi pernikahanku di Kota Palopo, 360 km jarak yang ditempuh. Dan tahun 2006 saya di panggil khusus di kediamannya dan meminta saya untuk kembali terjun di panggung politik Sulawesi Selatan di bawah panji PARTAI AMANAT NASIONAL. 

Banyak kisah dan pesan kemanusiaan yang telah engkau berikan padaku, tenanglah disisiNya, dan "Kematian bukan untuk di tangisi, namun sebab Kematianlah yang mesti di teliti", TERIMA KASIH.

MUHAMMAD ABDUH,