“PERADABAN MENELANJANGI WANITA” -->
Cari Berita

“PERADABAN MENELANJANGI WANITA”

IMMawati Nur Hasanah Kim 
Kabid Hikmah PC IMM Sinjai (Sulawesi Selatan)

Berbicara tentang wanita selalu saja ada celah yang menarik untuk diintip, sebab dari zaman dahulu hingga sekarang perbincangan tentang wanita selalu menjadi Tranding topic. Terutama perlakuan buruk terhadapnya dan perlakuan itu pun tetap ada sesuai dengan realita zaman. Dahulu sebelum islam dianut secara sempurna wanita, kaum wanita seakan di takdirkan menjadi benda mati tapi  bernyawa, menghasilkan tapi tidak dihargai. 

Kini di era globalisais dari hari demi hari, tahun demi tahun kaum hawa semakin berani memperlihatkan keindahan tubuhnya, ironisnya wanita-wanita islam pun tidak luput dari beradaban ini. Dulu yang mereka berpenampilan sopan berganti dengan pakaian yang katanya feminine. Jilbab-jilbab yang dulu sebagai penutup aurat berganti arah sebagai ajang fashion. Maka tak heran jika jilbab sekarang sudah keluar dari syari’at islam yang sebenarnya. Bahkan yang lebih memprihatinkan banyak wanita muslimah menanggalkan jilbab mereka demi mengikuti arus peradaban tersebut. Ya inilah era MODERNISASI.

MEDIA INFORMASI.....Salah seorang pemikir barat mengatakan, “Siapa yang menguasai informasi maka ia akan menguasai dunia”. Maka sudah jelas siapa yang paling bertanggung jawab atas semua kerusakan moral ini. Lihat saja media-media informasi publik yang ada sekarang (khususnya televisi)! Semua mengarah ke arah yang sama, menelanjangi kaum wanita. Banyak sekali wanita berpenampilan yang mempertunjukkan keindahan tubuhnya. 
Kecantikan dan keindahan tubuh seakan-akan menjadi modal tunggal bagi wanita yang ingin sukses dalam industri (hiburan) seperti ini. Dengan alasan bahwa ini adalah sebuah fashion, keindahan ataupun seni. Hingga mereka yang mengikuti teori konspirasi berpendapat bahwa ini semua telah dirancang oleh bangsa barat.

Namun yang jelas, kecenderungan manusia yang lebih menuruti hawa nafsunya telah dimanfaatkan betul oleh penguasa-penguasa media informasi. Para pengguna lebih menikmati jika sebuah acara (TV) mempertontonkan aurat seseorang daripada melihat acara yang bernuansa dakwah. Maka tidak heran jika acara-acara dakwah kian hari kian sedikit porsinya, itupun kebanyakan penayangannya masih subuh (saat dimana yang taat agama masih beribadah sedangkan mereka yang lemah iman masih tertidur pulas). Lalu siapa yang akan menonton? Bandingkan ketika waktu dimana orang-orang banyak menonton TV, sore dan malam hari khususnya, justru acara-acara bertemakan hedonisme ramai-ramai disuguhkan. 
Entah kita sadari atau tidak acara dakwah yang sering kita lihat di televisi sekarang ini sepertinya dirancang seminim mungkin untuk tidak menentang kerusakan moral ini. Seperti bintang tamu yang berjilbab namun berpakaian ketat yang masih menggambarkan bentuk tubuh (Ustadznya pun diam saja melihat hal tersebut), serta materi ceramah yang jarang sekali membahas fenomena hal-hal seperti ini. 

Gaya hidup (life style) manusia era saat ini telah dikendalikan media informasi publik. Baik itu dari TV, Radio, Koran, Majalah ataupun Internet. Maka manusia yang masih mengikuti tradisi budaya dikatakan kampungan yang masih setia kepada agama juga kampungan. Hanya manusia yang mengikuti media informasi lah manusia-manusia modern, manusia-manusia berperadaban maju, manusia-manusia yang tidak kampungan.

Peradaban yang semakin maju tak lantas membuat manusianya menjadi manusia beradab, berbudi maupun bermoral. Namun malah mengantarkan manusia-manusia tersebut ke jurang kehancuran. Peradaban semakin membuat manusianya menjadi gila harta, mementingkan ego pribadi dan buta dengan sekelilingnya. Nabi saw pernah bersabda bahwa negara itu tergantung oleh wanitanya. Jika wanitanya baik maka menjadi baik pula negara itu, jika wanitanya rusak maka rusak pula negara tersebut. Baik itu negara miskin, berkembang atau negara maju, karena yang dimaksud rusak disini bukan dari segi kemakmuran harta melainkan dari segi moral. 

Sebagai seorang wanita islam (muslimah) harusnya kita tidak terjerumus dalam kerusakan seperti sekarang ini. Seorang muslimah haruslah bangga dengan keislamannya. Inilah agama yang sempurna, inilah agama yang diridlai Allah. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridlai Islam itu jadi agamamu..(Al Maa-idah[5]: 3).

Namun kenyataannya tidak demikian, lihatlah adik-adik perempuan kita, kakak perempuan kita, saudara perempuan kita, teman-teman perempuan kita. Mereka sedang ditelanjangi fashion, trend, life style. Rambut yang terurai, celana sebatas paha, baju-baju dan T-shirt yang tipis transparan sudah menjadi hal yang biasa dan tidak aneh lagi dalam keseharian di masyarakat yang katanya dihuni umat muslim terbesar di dunia ini. Yang lebih menyedihkan lagi pakaian-pakaian muslimah sekarang pun tidak luput dari virus fashion tersebut. Jilbab (hijab) yang dulunya untuk menjaga keamanan dan kehormatan para pemakainya telah dimodifikasi agar mengikuti fashion yang sedang booming. 

Maka tak heran jilbab-jilbab saat ini pun ikut-ikutan menjadi ketat, tipis dan bahkan juga transparan. Memang sulit untuk mengubah semua kerusakan ini menjadi kebenaran yang semula telah diajarkan Rasulullah saw 14 abad yang lalu. Terlebih pendidikan agama dianggap tidak terlalu penting lagi, karena prioritas ilmu hanya ditujukan untuk bagaimana memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya dan kasta setinggi-tingginya. 

Seperti yang kita lihat saat ini, eksploitasi kecantikan dan keindahan tubuh bukan lagi sekedar sebuah gaya hidup, lebih dalam lagi yaitu sebuah cara untuk bertahan hidup.

Wahai kaum muslimah, mari kita perbaiki akhlak kita kembali, pakailah kembali hijab kita sesuai syari’at. Kita memang bagian dari peradaban ini, tapi kita bukan orang-orang yang larut begitu saja olehnya. Kita adalah pembeda antara islam dengan penganut peradaban yang buta ini. Ya, buta dari agama dan normal. Hanya kita yang tidak silau harta, tidak minder jika disebut kampungan, tidak malu jika dipanggil norak yang akan mengalahkan semua kerusakan moral ini. Ikhlaskanlah segala perbuatan dan tingkah laku kita semata-mata untuk meraih ridla-Nya. 

Ingatlah bahwa kita umat akhir zaman, perjuangan kita amatlah berat. Sabda Rasulullah Muhammad SAW. bahwa mukmin akhir zaman itu layaknya orang yang memegang bara api. Kita akan tetap memegangnya atau kita menyerah lalu melepaskannya.

"Jadilah bunga mawar yang indah berpagarkan duri . Jangan biarkan dirimu menjadi sebarang bunga yang tetap juga indah tetapi ,sayang tidak berdur . Apabila tiada duri , tiada lagi benteng yang boleh melindungi keindahan si bunga daripada sewenang-wenang didekati sang kumbang . Lantas , tercemarlah keindahan dan murahlah nilainya . Duri mawar itulah ditasybihkan dengan perbatasan aurat , aklak dan al-haya’ . 

Dengan pagaran duri itu , kilauan warna semakin memancar indah dan harum aromanya menyelinap di segenap naluri yang mengandung kekaguman di hati sang kumbang hinggakan sang kumbang berpikir beberapa kali untuk mendekatinya" Jagalah kesucianmu untuk suamimu wahai wanita. Wanita menagis bukan karena mereka lemah, namun karena tela berpura-pura tersenyum meski hatinya lemah

Publish 29/11/2014 La Barakka