'Katinting', transportasi warga sekitar sungai Lamuru -->
Cari Berita

'Katinting', transportasi warga sekitar sungai Lamuru

Lamuru
Watampone,Bw-- Menikmati suasana tenang dan nyaman didaerah pedesaan memang terkadang menjadi alternatif bagi warga yang hidup dikota dan harus berkutat dengan rutinitas yang padat, melelahkan bahkan kadang membuat jenuh. Sejuk, indah dan jauh dari polusi adalah sedikit gambaran suasana pedesaan yang membuat siapapun ikut merasa nyaman serta menyegarkan hati dan pikiran. 

Pemandangan sama terlihat di Desa Lamurukung yang membutuhkan waktu sekitar  setengah jam perjalanan dari kota Watampone. Desa yang sebagian besar warganya adalah nelayan ini, terlihat masih alami dan jauh dari polusi walau sebagian rumah milik warga sudah terlihat lebih modern. 

Satu hal yang menarik didesa ini, dimana sebuah sungai yang cukup panjang terlihat mengitari jalan desa lalu terhubung ke desa berikutnya. Untuk sampai kedesa tetangga, warga biasanya menggunakan sebuah perahu yang disebut Katinting, yakni sebuah perahu kecil dengan muatan empat hingga lima orang dan menggunakan mesin sebagai penggerak perahu. Aris, salah seorang pemilik Katinting yang merupakan warga Desa Lamurukung mengatakan kalau alat transportasi tersebut sudah lama ada dan menjadi penghubung bagi warga sekitar sungai. 

Diusianya yang baru menginjak 16 tahun, Aris sudah terbiasa membawa Katinting miliknya untuk mengangkut keluarga juga warga keseberang sungai atau ke empang yang banyak terdapat di desa tersebut. Meski tak memungut bayaran, Aris yang hanya mengenyam pendidikan hingga bangku sekolah dasar mengaku senang dengan pekerjaannya karena bisa membantu keluarga. 

Setiap hari, Aris berangkat dari rumah menuju empang milik orang tuanya dengan menggunakan Katinting saat air sungai pasang, sebab bila air sungai surut, Katinting tidak bisa jalan. Tak hanya Aris, beberapa warga yang memiliki empang di desa tersebut rata-rata memiliki Katinting untuk memudahkan mereka menuju empang miliknya. Meski tak panen setiap hari atau setiap bulan, namun hasil penjualan ikan setiap kali panen mampu menghidupi Aris dan keluarganya, begitu pula dengan warga desa lainnya. 

Bagi Aris, apa yang menjadi pekerjaannya saat ini sudah cukup membuatnya senang bersama keluarga. Membelah sungai dengan Katinting setiap hari, sudah menjadi pekerjaan rutin Aris bersama warga lainnya tak peduli hujan atau panas terik demi mencari nafkah untuk keluarga.

Laporan Ekha
Editor La Barakka