Silariang "Cinta Tak Direstui" dan "Siri Orang Tua" -->
Cari Berita

Silariang "Cinta Tak Direstui" dan "Siri Orang Tua"

(Ilustarasi/INT)
Watampone, BW - Jatuh cinta kepada lawan jenis merupakan fitra setiap insan. Bukanlah manusia normal ketika tidak punya rasa cinta.Namun tidak sedikit orang jatuh terpuruk karena cinta, oleh karena itu cinta bisa membuat orang bahagia namun terkadang cinta dapat membuat orang sengsara. Sejatihnya cinta itu adalah sebuah anugreah yang harus kita jaga, namun jangan selalu mengatasnamakan cinta untuk memenuhi nafsu belaka.

Bagi dua insan yang merajuk kasih yang dilandasi dengan rasa cinta merupakan hal yang terindah dalam hidupnya, tapi apa jadinya ketika dua insan nyang dimabuk cinta tidak mendapat restu kepada kedua orang tua.

Bagi orang yang dimabuk asmara, apapun dia lakukan demi mendapatkan pujaan hatinya maka tidak sedikit anak muda melakukan yang namanya "Silariang" kawin lari. Silariang adalah kesepakatan antara si gadis dan laki-laki untuk melakukan perkawinan tanpa medapatkan restu dari orang tua. pihak laki-laki membawa perempuan kerumah keluarga atau temanya tanpa sepengetahuan keluarga perempuan dan meminta untuk dinikahkan (nikah sirih).

Silriang dalam tanah Bone merupakan tindakan mappakasiri ( bikin malu) bagi pihak perempuan, pasalnya itu akan menjadi aib, dan menjadi bahan pergungjingan bagi masyarakat sekitar. Bukan hanya itu keluarga pihak perempuan merasa tidak dihargai sama pihak laki-laki dan merasa martabatnya diinjak-injak
.
Orang tua perempuan yang mengetahui anaknya silarian akan "Ma'tampa" (mengundang) kerabatnya untuk mencari si laki-laki. disinilah biasa terjadi pertumpahan darah, karena pihak perempuan merasa di pakasirisi. Orang tau laki-laki yang mengetahui anaknya dicari oleh pihak perempuan tidak menerimah jika anaknya saja yang disalahkan karena mereka meyakini bahwa perbuatan mereka itu didasari atas kemauan sendiri tanpa paksaan.


Merasa nyawa keduanya terancam, orang silariang mengutus satu orang yang dituakan untuk bertemu orang tua perempuan untuk pulang Ma'deceng ( kembali meminta restu). jika orang tua perempuan menyetujui maka dipulangkanlah anak silariang ini untuk membinah rumah tangganya.

namun dari beberapa informasi yang dihimpun bugiswarta.com terdapat pula orang silariang ditolak untuk pulang ma'deceng, sampai-sampai diassakareng (tidak diakui) sebagai anak. ada pula diterimah pulang ma,deceng ketika dia suda punya anak, karena orang tua perempuan melihat mereka suda memberikan cucu.

Laporan : La Rumpa
Editor : La Barakka