Melirik Proses Pembuatan Songko To Bone -->
Cari Berita

Melirik Proses Pembuatan Songko To Bone

Proses Pengeringan Songko To, Bone yang telah direndam didalam lumpur (Foto; La Rumpa)
Watampone, BW - Songko To Bone sudah populer diluar Sulawesi Selatan, entah  siapa yang pertama kali mempopulerkanya, tapi sebagai warga Bone harus  berbangga atas produk kerjainan tangan yang telah melenggang sampai ke kanca  internasional.


Songko To Bone suda dikenakan banyak orang di Nusantara, mulai dari masyarakat  biasa, selebritas, tokoh politik, pejabat negara, bahkan orang asing. Tak  terbilang lagi segala lapisan orang yang mengenakannya di sejumlah acara di  banyak tempat, entah acara formal maupun tak resmi.


Songko To Bone yang biasa dikenal dengan nama songko re'cca yang berbahan baku  pelepah pohon lontar atau dalam bahasa bugis dikenal pelepping, dan kelopak  pohon lontar mudah yang dinamakan cedong-cedong.

Pembuatan songko To Bone tidak lah mudah pasalnya  memiliki beberapa tahapan,  yaitu pengolahan bahan, penganyaman, pewarnaan,dan pengayamanan benang  emas.jadi wajar ketika harga songko To Bone terbilang sedikit mahal.

Pada proses pengolahan baku merupakan bagian yang tersulit pasalnya ada dua  bahan yang perlu disipkan yaitu "recca" yang diambil dari serat pelepah lontar  (palepping), dan "pakaje-kaje" yang diambil kelopak pohon lontar muda  (cedong-cedong).

Pelepah pohon lontar atau palepping dibakar terlebih dahulu sampai mengeluarkan air, setelah itu palepping yang sudah dibakar dipukul-pukul supaya serat yang ada didalamnya dapat dipisahkan, proses inilah yang dinamakan "direcca" serat itu pula dinamakan recca. sehingga Songko To Bone biasa dinamakan Songko Recca.
Recca yang telah dipisahkan dari palepping  belum bisa digunakan pasalnya  masi banyak ampas yang melekat pada recca. untuk memisahkan ampas  tersebut, recca direndam terlebih dahulu selama kurang lebih enam jam, setelah  itu, recca  di raut dengan menggunakan jepitan bambu (bulo) yang telah dibuat khusus. setelah proses  perautan selesai recca  baru bisa  digunakan.

Setelah pengolahan recca selesai dilanjutkan dengan pengolahan pakkaje-kaje  yang diambil dari cedong-cedong. proses pengolahan pakkaje-kaje tidak jauh  berbeda dengan pengolahan recca , perbedaannya hanya terletak pada proses pembkaran, cedong-cedong tidak melalui proses pembakaran, tapi langsung dipukul-pukul untuk memisahkan antara cedong-cedong dengan pakkaje-kaje dan  dilanjutkan dengan perautan dengan menggunakan bulo. pakkaje-kaje inilah yang akan menjadi tulang songko to bone, dan recca tadi yang akan dianyaman disela-sela pa'kaje-kaje.

setelah dua bahun baku ini selesai, dilanjutkan dengan proses penganyaman. dalam proses pengayaman diperlukan namanya Assareng yang terbuat dari kayu yang dibentuk seperti songko sebagai pola. dalam proses pengayaman ini akan  dibentuk motif-motif songko to bone.

setelah proses penganyaman selesai, dilanjutkan dengan proses pewarnaan. pewarnaan yang dipakai dalam songko to bone, pewarnaan yang bersifat alami, yaitu dengan cara merendam didalam lumpur yang telah dicampur dengan kayu seppang, (kayu berwarna merah ) selama tiga hari sehingga songko berubah warna menjadi hitam. setelah tiga hari direndam di jemur dibawah terik matahari sampai kering.

setelah kering dilanjutkan dengan penganyaman dengan menggunakan bahan benang emas, prosesnya sama dengan penganyaman recca tadi dengan menggunakan assareng. setelah proses pengnyaman benang emas maka songko to bone selesai dan siap dipasarkan.

Samade salah satu pembuat songko to bone, warga dusun sawange desa paccing kecamatan awangpone, mengatakan satu songko tobone memerlukan waktu selama lima hari.

" satu songko to bone memerlukan waktu kurang lebih lima hari, namun kita disini tidak membuatnya utuh, seperti saya membeli songko setengah jadi, yang suda di anyam, dan saya hanya melakukan proses pewarnaan dan memberikan benang emas" ungkapnya. Minggu(12/10/2014)

Made mengaku harga songko to bone berpareasi mulai dari Rp.25.000, sampai ratusan juta rupiah tergantung dari kwalitas songkok to bone

" harganya berpareasi tergantung kwalitas songkoknya, namun harga songko to bone ada yang sampai ratusan juta rupiah, yang terbuat dari emas asli, namun hanya orang tertentu bisa membuatnya, pasalnya modalnya harus banyak. itupun pembelinya hanya terbatas hanya golongan pejabat yang bisa beli" lanjutnya.

Laporan : La Rumpa
Editor    : La Barakka