Perwakilan Kampus se-Indonesia Ikuti Lokakarya Revolusi Mental -->
Cari Berita

Perwakilan Kampus se-Indonesia Ikuti Lokakarya Revolusi Mental


Suasana pelaksanaan lokakarya nasional, bertajuk 'Revolusi Mental dan Pembangunan Nasional Persefktif Idiologis dan Inplementasi Praktis Menuju Indonesia Hebat'

YOGYAKARTA,Bugiswarta--Kata Revolisi Mental kian menyeruak kepermukaan sebagai tema pembicaraan diberbagai kalangan, tema pembicaraan itu semakin mengemuka, menyusul selesainya tahapan pemilihan presiden yang berhasil mendudukan  pasangan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden terpilih, dan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden terpilih, priode 2014-2019.

Revolusi mental, memang identik dengan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi -JK, karena sejak awal kata itu didengungkan oleh pasangan ini sebagai salah satu spirit perbaikan nasib bangsa.

Setidaknya revolusi mental ini menjadi tema sentral lokakarya nasional yang dilaksanakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan melibatkan sekira 1000 mahasiswa perwakilan dari kampus se-Indonesia, lokakarya dilaksanakan selama 2 hari mulai dari tanggal 8-9 Oktober 2014 di Hotel Grand Tjoko, Yogyakarta

Lokakarya yang mengambil tema -Revolusi mental dan pembangunan nasional Persefktif idiologis dan inplementasi praktis menuju Indonesia hebat-menghadirkan sejumlah pakar dibidangnya, diantaranya yakni Prof. Dr. M. Hasan Machfoed dr, sps(k), KH. Hasyim Muzadi, Prof. Dr. Hafid Abbas, dan Prof. Dr. Hamdi Muluk.

Sejumlah peserta menuturkan dalam kondisi Indonesia saat sangat diperlukan perbaikan mental dalam membangun Indonesia lebih maju lagi. Sehingga kegiatan yang dapat mensosialisasikan makna dan subtansi Revolusi mental dapat dipahami secara luas,. dan pada giliranya akan menjadi semangat bersama dalam melakukan berbagai perbaikan berbangsa dan bernegara.

Seperti yang diutarakan salah satu peserta dari Universitas Negeri Jakarta Jusuf Al Kaffi, ia mengatakan revolusi mental seharusnya dipublikasikan lebih meluas lagi, sehingga  arti dan orentasinya dari revolusi mental ini lebih dipaham oleh masyarakat luas.

Menurut Jusuf, hingga saat masih banyak masyarakat yang tidak tau konsep revolusi mental ini.

"Padahal ini sangat menarik untuk diaplikasikan apalagi berhubungan dengan dunia pendidian," kata Jusuf.

Jusuf berharap seminar atau kegiatan serupa yang mengangkat tema 'revolusi mental' dapat dilakukan secara menyeluruh di kampus seluruh Indonesia.

"Saya yakin masih banyak masyarakat belum mengetahui tentang apa itu revolusi mental padahal ini sangat berhubungan dengan wajah bangsa kita ini 5 tahun kedepannya karena ini merupakan progaram dari presiden dan wakil presiden terpilih," Jusuf mengungkapkan. (*)

SUDIRMAN MAPPIARE