Mesjid Sebagai Simbol Ummat Islam -->
Cari Berita

Mesjid Sebagai Simbol Ummat Islam

Ilustrasi

Disusun Oleh Edihanarto

Nabi Muhammad SAW pernah berkata bahwa seluruh hamparan bumi ini sebagai masjid, dan didalam al-qur'an diperintahkan untuk ruku' bersama orang-orang yang ruku' dan sujud bersama orang-orang yang sujud.

Bersumber dari hal tersebut dpat digaris bawahi mesjid sebagi tempat untuk bersujud kemudian dilaksankan secara berjamaah. dan kata masjid dalam bahasa arab merupakan isim makan yang menunjukkan kata tempat. olehnya itu diartikan sebagai tempat untuk bersujud kepada sang pencipta.

Begitu pula Mesjid adalah lambang kewajiban Sholat lima waktu bagi Ummat muslim yang dijadikan sebagai tempat untuk melakukan ibadah secara berjamaah atau secara bersama-sama dan merupakan monumen kebesaran agama Islam.

Banyak kisah mengenai mesjid seperti yang di angkat dari kisah sejara Rasulullah SAW, setelah unta tunggangan Rasulullah SAW berhenti di suatu tempat di Madinah, maka kaum muslimin menjadikannya sebagai tempat untuk menunaikan shalat.

Diketahui dari kisah sejarah bahwa tempat itu merupakan tempat penjemuran kurma milik Suhail dan Sahl, dua anak yatim dari Bani Najjar yang berada dalam pemeliharaan As’ad bin Zurarah. di tempat inilah Rasulullah SAW membangun Masjid pertama saat berhijrah ke Madina yakni mesjid Nabawi.

dari sejarah mesjid pertama ini diketahui kalau dibangun menggunakan bebatuan, lumpur, batang kurma, dan dedaunan pohon kurma.

Dari literatur yang ada awalnya, luas masjid itu sekitar 60 x 70 hasta (sekitar 30 x 35 meter). Rasulullah menghadapkan masjid itu ke arah Baitul Maqdis sebagai kiblat pertama orang Islam.

Pembangunan masjid ini selesai dalam waktu yang cukup singkat. Setelah itu, kaum Muslimin pun melaksanakan shalat di dalamnya dan dipimpin langsung oleh Muhammad SAW.

kisah Mesjid lain yang  dikenal sebagai mesjid terbesar di Benua Asia yakni Mesjid Istiqlal Jakarta yang didirikan pada masa Pemerintahan Soekarno Hatta tahun 1953, yang merupakan kebanggaan umat islam Indonesa.

Kini berdiri kokoh atas lahan 12 hektare Bangunan masjidnya sendiri seluas 7 hektare, dengan luas lantai 72.000 meter persegi, dan luas atap 21.000 meter persegi.

Namun siapa sangka di balik pembangunan mesjid Istiqlal ini menyimpan sajarah unik yang patut kita kenang dan pahami bersama sebagai warga Negara Indonesia yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945. 

Diawal pembangunan mesjid ini Bung Karno terpaksa harus berbeda pendapat dengan Hatta. Bung Karno menghendaki, Istiqlal didirikan di atas taman Wilhelmina lokasi bekas benteng Belanda Frederick Hendrik yang dibangun Gubernur Jenderal Van Den Bosch pada tahun 1834.

Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid di Jalan Thamrin. Alasan Hatta, karena lokasi itu dikelilingi kampung. Tidak seperti lokasi taman Wilhelmina yang relatif jauh dari permukiman.

Selain itu Hatta juga menganggap pembongkaran benteng Belanda memerlukan waktu yang tidak sebentar,dan dana yang tidak sedikit.

Bung Karno tetap pada pilihannya. Ia melandaskan pada filosofi makna “merdeka”. Istiqlal yang bisa diartikan kebebasan, atau kemerdekaan, sangat tepat jika didirikan di atas taman Wilhelmina.

Sebab, Ratu Belanda Wilhelmina sebagai representasi penjajahan di bumi Indonesia, menurut Bung Karno, harus dihancurkan, dimusnahkan, dan diganti masjid bernama “kebebasan”,Istiqlal.

Simbol dan pemaknaan ini yang membuat siapa pun akhirnya menyetujui sikap dan pilihan Bung Karno.

Publish : La Barakka