Budaya Marrangngan Bai " Membasmi Babi Hutan -->
Cari Berita

Budaya Marrangngan Bai " Membasmi Babi Hutan

Warga Siap Berburu Babi Hutan
Tikka atau musim kemarau menjadi hal yang yang unik bagi masyarakat bugis secara umum dan terkhusus masyarakat Kabupaten Enrekang pasalnya saat musim kemarau terjadi maka masyarat memiliki kebiasaan dengan Marrangngan Bai (membasmi babi hutan ).

Jika musim kemarau terjadi di berbagai daerah mengakibatkan persediaan makanan dan minuman untuk binatang semakin berkurang. Binatang semakin sulit menemukan makanan. Salah satunya adalah babi hutan yang harus turung ke perkampungan untuk mencari makan. Babi hutan ini mencari makan di kebun – kebun warga sehingga banyak warga khususnya petani sangat tergangu oleh kehadiran Babi hutan yang merusak ladangnya. 

Disebuah kampung yang dinamai Kabere, Desa Taulan, Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang. Puluhan warga berkumpul di Perbatasan daerah Kabere - Mallaga Kabupaten Pinrang bersatu untuk melakukan kegiatan Marrangngan Bai (bahasa Bugis Engrekang). Kegiatan ini merupakan aktivitas memburu babi hutan yang banyak berkeliaran dan sangat meresahkan warga.

Dengan menggunakan anjing peliharaan dan alat yang digunakan adalah tombak, (duru') serta jaring warga yang bergabung dalam aktivitas marrangan bai besaral dari dua daerah yakni dari Mallaga dan Kabere. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap tahun pada musim kemarau apabila babi-babi hutan mulai turun ke perkampunagn untuk mencari makanan.

Erni adalah salah satu warga yang mengaku bahwa babi sempat masuk kedalam kebunnya dan makan pisang-pisangnya.mengunkapkan bahwa babi-babi hutan meresahkan warga karena merusak tanaman para petani.

“Bukan hanya itu tetangga kebun saya banyak yang sudah mengeluh akibat ulah babi hutan yang semakin merusak hasil-hasil kebun warga”.ungkapnya kepada penulis 14/09/2014

Sementara Kamaruddin yang di temui penulis saat acara marrangan bai mengungkapkan bahwa acara tersebut merupakan kegiatan yang dijadikan sebagai ajang silaturrahim.
"Selain bersatu dalam mengusir babi hutan kegiatan ini juga sebagai salah satu bentuk gotong royong warga dan ajang silaturahim antar petani yang ada di kabere". Ujar Kamaruddin, kepala dusun Kalebokan.

kemudian Tajan, 40 tahun sebagai petani mengaku bahwa kegiatan ini sangat berguna bagi para petani. Karena kita dapat mengurangi jumlah babi hutan yang sangat merugikan petani. 

Menunggu Babi Hutan
“jika ada babi yang tertangkap akan kami jual kepada orang Toraja yang lewat dan hasil jualannya akan dibelikan kembali tali untuk membuat jaring yang dapat digunakan kembali untuk menangkap babi hutan,"papanya.

“Marrangan bai akan dilakukan hingga sore hari dan pencarian babi hutan akan dilakukan di Gunung Tondon Lawani dan Galung Baba, Strategi yang dilakukan dalam menangkap babi hutan ini dengan cara menggiring babi tersebut kearah jaring yang telah dipasang sebelumnya dengan bantuan  anjing yang sudah terlatih. Kalau babi sudah terperangkap di jarring maka ia susah untuk melepaskan diri. Bisa juga langsung dilempar tombak apabila posisi babi tidak terlalu jauh dari pemburu babi. ” Ujar Kamaruddin 

Lporan : Ilham kamba Kabupaten Enrekang
Editot : La Barakka