Sastra Bugis "Pappaseng Tomatoa" -->
Cari Berita

Sastra Bugis "Pappaseng Tomatoa"

Oleh  :  Riskilawati Tami, Sidengreng Rappang (Sidrap)

Pappaseng Tomatoata lao ri ana'na (Wasiat orang tua kepada anak) inilah yang penulis akan sampaikan kepada seluruh pembaca mengingat pesan-pesan ini penuh makna yang sangat dalam, layaknya sebuah syair para sastrawan dalam karya-karyanya

"Aja' Mupallempui Pajjello'na Taue Nak" inilah salah satu wasiat nenek moyang kita yang mulai dilupakan oleh para generasi muda putra-putri bugis, padahal pesan ini merupakan bagian yang terpenting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat yang tentram dan damai sehingga karakter kita orang bugis nampak sebagai bentuk ahlaq mulia

"Aja' Mupallempui Pajjello'na Taue Nak" secara tekstual  (Aja= jangan, mupallempui pajjello'na =meluruskan telunjuk Taue= orang , Nak = anak) artinya   jangan biarkan telunjuk  orang lain menunjukmu.

Sementara secara kontekstual adalah didalam menjalani kehidupan ini orang tua kita berpesan untuk berahlaq mulia, bukan menjadikan orang lain menunjuk atau berkata " lihat sambil menunjuk anaknya si Anu, tidak sopan, berpacaran melewati batas, mencuri, pemabuk, dalam artian ada seorang yang memperlihatkan prilaku yang tidak baik sehingga dia di tunjuk oleh orang lain.

Didalam pesan ini kita bisa menarik benang merah bahwa seorang putra -putri bugis agar tidak mendapat tanggapan buruk dari orang lain maka jangan melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak sopan.
Salah satu alasanya agar orang lain tidak menganggap remeh dan tidak berahlak adalah "Siri Mappatuo Tania Waramparang" tekstualnya rasa malulah yang membuat kita hidup bukan harta benda.

Artinya yang membuat manusia terpandang adalah bukan harta benda atau kekayaan akan tetapi kehormatan atau siri (rasa malu, jadi jika memiliki kehidupan yang terpadang maka milikilah rasa malu. singkatnya memiliki kekayaan bukan larangan jadi silahkan kaya raya akan tetapi miliki juga yang namanya rasa malu, itulah pesan orang tua kita.

Semoga Bermamfaat
Editor Usman Al-Khair