Pernakah Anda mendengar istilah Konsep Sarung?
Konon,
konsep sarung merupakan sejenis perilaku atau kebiasaan yang diterapkan
oleh sebagian raja-raja atau masyarakat tempo dulu dalam membina rumah
tangganya. Mengapa disebut konsep sarung ? karena berhubungan dengan
sarung. Ada apa di dalam sarung ? Jawab sendiri deh.
Konsep ini erat hubungannya dengan lelaki dan kelaki-lakiannya. Mengapa
Cuma lelaki, apa perempuan nggak dapat ? Karena lelakilah yang memiliki
keperkasaan yang disebut Mister P untuk memberikan pelayanan kepada
Nona V. Sebenarnya keduanya ada saling kerjasama yang sulit dipisahkan Tuan P dengan Nona V.
Dahulu, leluhur kita khususnya
laki-laki hingga sekarang ini dalam masyarakat Bugis sebagian (red.)
apabila sedang di rumah maka celana yang dipakainya diganti dengan
sarung. Karena celana yang merupakan rumah idaman Tuan P kadang membuat
tidak enak baginya. Karena merasa dikarangkeng dan tidak dapat bergerak
bebas apalagi kalau celana tersebut sangat sempit. Beliau tidak mendapatkan udara segar padahal kepingin juga menghirup udara segar seperti hidung.
Banyak
di antara kita khususnya lelaki pada saat di rumah tidak lagi
memperdulikan menggunakan sarung. Katanya kuno, ketinggalan jaman,
sekarang jaman modern, sarung nggak laku. Pada hal di balik itu, sarung
adalah media multiguna. Selain menutupi tubuh atau melindungi tubuh dari
pengaruh alam juga sebagai media normatif manusia sebagai mahluk
beretika dan berbudaya.
Apa pengaruh Sarung terhadap Tuan P ?
Sarung
dapat memberi pengaruh terhadap keperkasaan Tuan P. Karena pada saat
dipakai dapat saling bergesekan antara sarung dengan mahkota Tuan P
apalagi kalau sarungnya dari bahan yang agak kasar. Dengan demikian Tuan
P selalu mendapatkan rangsangan setiap saat. Kalau menggunakan celana
apalagi sempit maka Tuan P tidak mendapatkan gesekan yang memadai. Nah,
Hasilnya ? Tuan P makin lama makin redup seiring dimakan usia. Yang
kasihan adalah bukan hanya Tuan P akan tetapi Nona V juga kena krisis
pelayanan. Hal ini sangat berdampak terhadap kehidupan rumah tangga.
Kalau
Anda jalan-jalan ke Pengadilan Agama terdapat data yang diperoleh.
Banyak isteri/ibu-ibu yang ingin diceraikan oleh suaminya gara-gara
tidak mendapat pelayanan Tuan P yang memuaskan. “ Mengapa Kamu ingin
Cerai dengan Suamimu ? Dengan gamblang menjawabnya. “ Anu-nya tidak
berfungsi lagi, tidak bisa…dan tidak…bisa lagi berdiri tegak, padahal
dulu-dulunya masih bisa berdiri tegap, tegak, tegas, dan keras,… tapi
sekarang hormat melulu….hm.”
Konon,
orang (lelaki) yang selalu memakai sarung dapat menambah keturunan,
karena Tuan P-nya selalu terlatih dengan gesekan yang pada akhirnya Tuan
P selalu responsif terhadap Nona P.
Konon
raja-raja tempo dulu menerapkan konsep sarung. Sehingga tidak
diherankan memiliki isteri lebih dari satu. Dan isteri-isterinya tidak
diceraikan malah menambah. Walaupun usianya sudah tua namun Tuan P-nya
masih kuat dan tegar. “Lebih baik menambah isteri dari pada mengurangi “
konon katanya. Apakah Berkat Penerapan Konsep Sarung ?
Apa Mamfaat menerapakan Konsep Sarung ?
Setelah
menelaah tulisan di atas, maka mamfaat yang dapat diperoleh apabila
membinasakan diri menggunakan sarung di rumah, yaitu :
1. Menurunkan Perceraian
2. Membuat Rumah Tangga Anda Langgeng
3. Meningkatkan keperkasaan dan kesuburan Tuan P
Pembaca yang Budiman
Tulisan ini hanya sekedar pengisi waktu, namun mungkin ada mamfaatnya bila dicermati. ……Enak to, Mantap To, Tak gendang To…..?
(gitalara)