Gerindra Gabung Koalisi Pemerintah, NCID : Bukan Hal Aneh -->
Cari Berita

Gerindra Gabung Koalisi Pemerintah, NCID : Bukan Hal Aneh

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Let.Jen TNI (Purn) Prabowo Subianto / Istimewa

Bugiswarta.com, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman menilai terjadinya pro dan kontra terkait masuknya Prabowo dan Edy Prabowo kedalam kabinet Jokowi-Maaruf hal yang sangat wajar . 

Pasalnya, sebagian masih beranggapan tidak etis, namun jika berkaca kebelakang dinamika politik, cenderung dinamis, seperti pilpres 2014 Golkar dan PAN berada dalam barisan rival Jokowi, namun setelah pilpres selesai keduanya merapat mendukung pemerintah, jika kali ini Gerindra yang merapat tentu bukan hal yang aneh.

“Pada dasarnya publik masih terpengaruh dalam fenomena politik lampau dimana saat itu sikap politik di dominasi oleh perang dingin antara Megawati dengan SBY, tapi kali ini justru konteksnya agak berbeda, Prabowo memang pernah 2 kali menjadi rival Jokowi tapi keduanya tidak pernah berhubungan langsung seperti pak SBY yang menjabat jadi Menterinya era bu Megawati, sementara ini adalah periode kedua bagi Jokowi, saya kira secara politis bisa dikatakan hampir tidak ancaman politis yang berarti mengingat Jokowi sendiri tidak lagi bisa mencalonkan sebagai capres 2024 yang akan datang”tutur Jajat.

Jajat menilai, tantangan besar kedepan sebenarnya adalah tentang prestasi seperti apa yang akan dihasilkan dari kolaborasi antara Jokowi dengan Prabowo ini. 

Pasalnya, jika keputusan ini hanya berdasarkan pertimbangan kepentingan politik semata toh partai pendukung pak Jokowi sudah mendominasi di DPR, sebaliknya kekhawatiran yang terjadi saat ini bukan tentang problem Indonesia kedepannya pasca kejadian ini, justru hanya didasari oleh argumen pihak yang merasa tidak puas namun tidak cukup beralasan.
“Dinamika politik yang bisa saja sewaktu-waktu berubah dinamis ini seharusnya bisa di pahami semua pihak, saya kira ini merupakan pembelajaran berharga bagi masyarakat jika perbedaan pandangan politik itu di era demokrasi merupakan hal yang lumrah terjadi, jika pada akhirnya terjadi kesepakatan tentu semua pihak harus menghormati hal itu, termasuk oleh pendukung pak Jokowi maupun pendukung pak Prabowo”, tutup Jajat.