Kisah Saat Prof Soemitro Djojohadikusumo Kangen Dengan Anaknya, Prabowo Subianto -->
Cari Berita

Kisah Saat Prof Soemitro Djojohadikusumo Kangen Dengan Anaknya, Prabowo Subianto

Kisah ini adalah kisah lama di awal reformasi.

Saat itu penulis masih meliput di lingkungan ABRI yaitu di Kodam Jaya, Mabes TNI AD, Mabes TNI Cilangkap dan Departemen Pertahanan. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Prabowo Subianto sempat bermukim di Yordania dari tahun 1998 sampai 1999.

Sang ayah, Prof Soemitro Djojohadikusumo punya cara tersendiri untuk menyalurkan dan mengekspresikan perasaan rindunya pada Prabowo yang berada di negeri seberang.

Pada suatu hari di tahun 1999, selepas saya dan teman-teman wartawan yang biasa meliput di jajaran ABRI, diundang untuk datang makan siang di kediaman Prof Soemitro Djojohadikusumo di Jalan Kertanegara 4 Jakarta Selatan.

"Meg, ayo ke rumah Bapaknya Prabowo, kita diundang makan. Pak Mitro mau ngobrol-ngobrol sama kita," kata salah seorang wartawan pada saya.

"Ngobrol apa, kan kita bukan wartawan ekonomi. Pak Mitro kan ekonom," kata saya.

"Udah kita datang aja," kata kawan wartawan tadi.

Maka datanglah kami ke rumah Prof Soemitro di Jalan Kertanegara 4. Jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 8 wartawan yang diundang. Rumahnya besar dan cukup lengang ketika itu. Tak banyak orang didalam. Ketika kami datang, Prof Soemitro menyambut hangat.

"Ayo sini, duduk dekat saya. Duduk melingkar disini. Saya sengaja suruh untuk undang kalian yang biasa meliput tentara. Pasti kalian juga sering meliput Bowo anak saya. Kan dia juga pernah jadi Danjen Kopassus," kata Prof Soemitro pada kami.

Pertemuan siang itu bukan jumpa pers dan sama sekali tidak ada kepentingan politiknya. Ternyata Prof Soemitro merasa rindu pada anaknya. Ini diungkapkannya sendiri pada kami.

"Saya rindu sama anak saya Bowo. Karena dia jauh dan tidak bisa menemani saya makan. Maka saya undang kalian karena kalian kan juga sahabat-sahabatnya Bowo," kata Prof Soemitro dengab suara lirih.

Suasana pertemuan kami dengan Prof Soemitro bernuansa kekeluargaan. Kadang diselingi dengan senyum dan tawa. Kadang diselingi dengan suasana haru saat Prof Soemitro menceritaan masa kanak-kanak Prabowo.

Dua tahun pertemuan itu, Prof Soemitro Djojohadikusumo wafat. Beliau meninggal dunia di Jakarta tanggal 9 Maret 2001 dalam usia 83 tahun.

Penulis tak bisa melupakan pertemuan yang mengharu-biru di tahun 1999, duduk di dekat seorang begawan ekonomi yang secara jujur dan tulus mengungkapkan isi hatinya sebagai seorang ayah:

"Saya kangen anak saya Bowo"

SUMBER : RMOL