Tokoh NU Pertanyakan Sikap Jokowi Soal Muslim Uighur -->
Cari Berita

Tokoh NU Pertanyakan Sikap Jokowi Soal Muslim Uighur

Pemerintah Jokowi Dinilai Tersandera Utang dan Investasi China

Bugiswarta.com, Jakarta - Sikap netral pemerintah terhadap tindakan diskriminatif pemerintah China terhadap etnis minoritas muslim Uighur menjadi tanda tanya besar bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, janggal bila pemerintah tidak bersuara atas ketidakadilan yang dialami Muslim Uighur.

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, KH Irfan Yusuf (Gus Irfan) mengaku kecewa bila sikap diam pemerintahan Joko Widodo atas isu kemanusiaan ini buntut dari banjir hutang dan investasi China di Indonesia.

"Pemerintah sekarang itu tersandera oleh gelombang investasi dan hutang itu, sehingga tidak berani menyuarakan sesuatu yang berkaitan dengan China," kata Gus Irfan dalam keterangannya, Kamis (20/12/2018).

Sebagai pihak yang peduli terhadap isu kemanusiaan dan berpihak kepada Muslim, Gus Ifan memastikan Prabowo-Sandi Akan terus menyuarakan agar pemerintah dan dunia internasional mendesak pemerintah China segera menghentikan diskriminasi terhadap etnis minoritas Muslim Uighur.

Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren Al-Farros ini juga mempertannyakan sikap diam Nahdlatul Ulama (NU) yang belum mengeluarkan sikap resmi atas ketidakadilan pemerintah China terhadap Muslim Uighur.

Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia dan dunia, Gus Irfan meyakini suara tegas NU akan didengar pemerintah.

"NU sebagai ormas Islam terbesar kok tidak bersuara sama sekali, sementara Muhammadiyah sudah berteriak soal ini. Saya berharap NU juga ikut bersuara soal ini. Supaya didengar pemerintah China. Kalau Muhammadiyah ngomong, NU ngomong, mau tidak mau pemerintah juga harus ikut ngomong tanpa mempertimbangkan hutang dan sebagainya," tegas cucu pendiri NU ini.

Gus Irfan mengaku khawatir, rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim akan menyampaikan sikap dengan caranya sendiri bila pemerintah Jokowi lamban bersikap atas derita Muslim Uighur.

"Kalau pemerintah tidak respon terhadap isu minoritas Muslim Uighur ini, saya khawatir masyarakat sendiri yang merespon," kata Gus Irfan.