Prabowo Kambing Hitam Pergantian Rezim ‘Rangkaian Kejadian (2) -->
Cari Berita

Prabowo Kambing Hitam Pergantian Rezim ‘Rangkaian Kejadian (2)

Oleh Jose Manuel Tesoro
Majalah Asiaweek
====================
Artikel ini diterjemahkan dari laporan investigasi yang ditulis Majalah Asiaweek Vo. 26/No. 8, 3 Maret 2000. Membaca artikel ini kita akan diantarkan oleh Tesoro kepada konstruksi fakta-fakta yang berbeda dengan stigma yang melekat pada berbagai peristiwa pada 1998.


Banyak cerita beredar di Jakarta tentang Prabowo. Pada cerita popular tentang kejatuhan Soeharto, mantan perwira pasukan khusus seringkali berperan sebagai pengarang cerita tersebut: tentang seorang penjahat yang jenius, jika dia mau menjelaskan, dapat menunjukkan bagaimana seluruh rangkaian kejadian dari peristiwa-peristiwa yang dia rencanakan untuk memutuskan suatu persekongkolan yang cerdik.
Tetapi pada akhir kekuasaan Soeharto, dia bukan satu-satunya tokoh. Terdapat banyak aktor, banyak motif, dan banyak kelicikan. Di tengah kerusuhan sosial dan kemerosotan ekonomi, di kalangan elit Jakarta telah rnenjadi jelas bahwa jauh sebelum Mei 1998, pertanyaannya bukan lagi apakah Presiden akan mengundurkan diri atau tidak, tetapi kapan dia akan mundur. Ini berarti mereka terlibat dalam permainan yang sulit: bertahan dalam loyalitas terhadap Soeharto, atau setidaknya kelihatan demikian, dan pada saat yang sama menyelamatkan diri dan bersiap meniti masa depan tanpa Soeharto.
Para mahasiswa dan kaum oposisi yang populer, terlepas dari high-profile mereka, adalah pemain yang paling tak berdaya. Keputusan yang sesungguhnya dibuat di sekeliling Presiden. Ada enam anak Soeharto. Ada wakil presidennya, Habibie. Ada menteri-menteri Soeharto dan ketua parlemennya. Dan ada kekuatan pasukan angkatan bersenjatanya, dan dua jenderal tingginya, Wiranto dan Prabowo.
Menjelang peristiwa Mei, Prabowo telah nyaman berada di pusat kekuasaan. Pada Maret 1998, dia telah dipromosikan dari Danjen Kopassus menjadi Panglima Komando Strategi Angkatan Darat. Jabatan baru membuatnya menjadi seorang jenderal bintang tiga. Teman sejawatnya di Kopassus, Mayor Jenderal Syafrie Syamsuddin telah menjadi komandan garnisun ibukota sejak September 1997. Mantan pimpinan Kopassus sebelum Prabowo, Jenderal Subagyo Hadisiswoyo, telah menjadi KSAD. Sekutunya yang lain, Mayor Jenderal Muchdi Purwopranjono, kini menjadi bos Kopassus yang baru.
Hubungan Jenderal Prabowo dengan atasannya, Wiranto, tak begitu baik. “Tidak ada chemistry yang bagus di antara kami,” kata Prabowo. “Kami tidak pernah bertugas pada unit yang sama. Kami berasal dari latar belakang yang berbeda.”
Wiranto dan Prabowo berada dalam posisi yang seimbang. Tetapi pada bulan Maret, saat MPR memilih kembali Soeharto dan menunjuk Habibie sebagai Wakil Presiden, Prabowo kelihatan melangkah satu tingkat lebih tinggi. Dia sahabat lama Habibie. Mereka sama-sama mempunyai watak khas barat dan sebuah idealisme yang optimistis.

Wiranto tumbuh dewasa dalam tradisi Jawa. Prabowo tumbuh dewasa di luar negeri, di ibukota-ibukota negara-negara di Eropa dan Asia. Prabowo selalu ditempatkan pada tugas lapangan dan medan tempur, sedangkan Wiranto menghabiskan waktu pada pekerjaan staf dan teritorial. Setelah empat tahun bertugas sebagai ajudan Soeharto, karir Wiranto melesat menjadi Pangdam Jaya dan Pangkostrad. Tahun 1997 dia menjadi KSAD. Maret 1998, Soeharto menjadikannya sebagai panglima angkatan bersenjata dan menteri pertahanan. Kepada Wiranto, Asiaweek mengirim klaim dan komentar Prabowo yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam laporan ini. Ajudan Wiranto menjawab bahwa Wiranto memutuskan untuk menanggapinya dalam edisi Asiaweek selanjutnya.
Wiranto dan Prabowo berada dalam posisi yang seimbang. Tetapi pada bulan Maret, saat MPR memilih kembali Soeharto dan menunjuk Habibie sebagai Wakil Presiden, Prabowo kelihatan melangkah satu tingkat 
lebih tinggi. Dia sahabat lama Habibie. Mereka sama-sama mempunyai watak khas barat dan sebuah idealisme yang optimistis. “Saya suka pandangannya tentang teknologi tinggi,” kata Prabowo. “Hal itu menarik hati saya.” Selalu terdapat hal seperti ini: “Kami akan menunjukkan bahwa Indonesia dapat menjadi luar biasa.” Mereka sering bertemu. Di antara sesama jenderal, Prabowo merupakan pelindung Habibie yang sangat bersemangat.
Kesehatan Soeharto mulai goyah. Dia terkena stroke ringan pada bulan Desember 1997. Habibie memiliki kesempatan yang baik untuk menggantikannya, peluangnya jauh lebih baik daripada yang pernah dialami para wakil presiden sebelumnya. Bagi Prabowo, kenaikan Habibe menjadi presiden berarti sebuah peluang emas untuk menjadi Panglima ABRI. “Beberapa kali dia (Habibie) menyebutkan: kalau saya jadi presiden, kamu akan menjadi panglima angkatan bersenjata, kamu akan berbintang empat.
Ketika dia telah mendapatkan satu reputasi atas kesetiaan penuhnya pada Soeharto, Prabowo juga memelihara hubungan dengan pihak-pihak yang mengkritik rezim Orde Baru.

Itu akan menjadi kenyataan jika terjadi suksesi wajar. Runtuhnya rupiah, yang mulai pada bulan Oktober 1997, telah mengirimkan gelombang kerusuhan sosial ke seluruh Nusantara. Januari 1998, sebuah bom meledak di sebuah apartemen di Jakarta yang sedang dipakai oleh anggota sayap kiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang terlarang. Militer berusaha menghadapi tuntutan demonstrasi mahasiswa. Beberapa aktivis hilang secara misterius pada 27 April. Pius Lustrilanang memberi kesaksian tentang penculikan dan dua bulan penahanannya. Itu adalah laporan pertama dari banyak laporan oleh para aktivis yang diculik. Selama interogasinya, Lustrilanang mengatakan, dia telah disetrum dengan aliran listrik dan dibenamkan ke dalam air. Walau Wiranto menyangkal bahwa penculikan itu adalah policy, muncul kecurigaan umum yang diarahkan pada tubuh militer, khususnya Kopassus, yang masih identik dengan Prabowo, meskipun dia tidak lagi bersatu dengan unit tersebut.
Ketika dia telah mendapatkan satu reputasi atas kesetiaan penuhnya pada Soeharto, Prabowo juga memelihara hubungan dengan pihak-pihak yang mengkritik rezim Orde Baru. Prabowo menjalin hubungan dengan Jenderal Nasution hingga Adnan Buyung Nasution, seorang ahli hukum yang menjadi pendiri Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, sebuah lembaga yang banyak membela dan membantu aktivis-aktivis anti-Soeharto.
Prabowo membangun hubungan dengan tokoh-tokoh muslim, yang menganggap diri mereka menjadi korban pemerintahan militeristik yang dipengaruhi oleh kekuatan Kristen, sekaligus korban pengucilan ekonomi dalam dominasi etnik Cina. Di antara mereka ada nama Amien Rais, seorang profesor dari Yogyakarta yang melakukan perlawanan terhadap kekuatan Kristen dan dominasi etnis Cina di bidang ekonomi dan bisnis, dan mulai mengeluarkan kritik terbuka terhadap Soeharto.
Kontak-kontak Prabowo yang tidak lazim itu, dan kedekatannya dengan Habibie, membuatnya terasing dari lingkungannya di sekeliling Presiden.

Baca Selanjutnya : Prabowo Kambing Hitam Pergantian Rezim ‘Kerusuhan' (3)
Sumber : Soedoet Pandang