NCID : Sikap Anak Presiden Soal Kartu Kuning, Bukti Tidak Paham Konteks Kritikan -->
Cari Berita

NCID : Sikap Anak Presiden Soal Kartu Kuning, Bukti Tidak Paham Konteks Kritikan

Foto Internet
Bugiswarta.com, Jakarta -- Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, sikap anak Presiden Jokowi yang membuat meme terkait aksi kartu kuning yang dilakukan oleh BEM UI beberapa waktu sangat tidak pantas. Pasalnya, sebagai anak seorang Presiden yang juga menikmati fasilitas yang disediakan oleh negara sepatutnya memberikan contoh yang baik bukan menganalogikan kritik menjadi lawakan.

“Isi konteks kritikan ketua BEM UI adalah jelas bahwa Mahasiswa memperhatikan kinerja pemerintah, 3 isu yang diangkat terkait kematian anak suku asmat bukan permasalahan sepele kareja jelas ada kelalaian pemerintah yang tidak mampu mendeteksi, rencana penunjukan Jendral Polisi jadi Plt dan draf peraturan baru organisasi mahasiwa (ormawa) dan semuanya merupakan tanggung jawab Jokowi sebagai kepala pemerintahan, jika hanya menyoroti pemberian kartu kuning saya kira ini yang harus diluruskan supaya anak Presiden paham bahwa aksi tersebut adalah kritik kepada seorang kepala negara” tutur Jajat.

Jajat menilai, pada sekitar bulan Desember  yang lalu dalam kunjungan ke Papua Jokowi juga terlihat meboyong anak beserta istrinya, bahkan dengan bangga memamerkan aksi pakai sandal jepitnya saat berliburan ke Raja Ampat, namun di sisi lain ada yang patut di soroti bahwa kematian anak suku Asmat itu terjadi pada bulan Januari setelah lawatan Presiden ke Papua beserta keluarga, dengan demikian patut dipertanyakan bahwa blusukan yang dilakukan Jokowi dan keluarga tersebut ternyata hanya sebatas liburan menghaburkan anggaran negara bukan untuk menyerap aspirasi masyarakat.

“Kunjungan kerja atau istilah blusukan sebaiknya dimaksimalkan dengan baik untuk menyerap asprasi masyarakat, karena selain menghabiskan dana yang besar tentu harus ada manfaat dari aksi tersebut, Presiden berserta rombongan jangan hanya sebatas percaya laporan asal bapak senang (ABS) , karena yang rakyat butuhkan adalah kepekaan seorang pemimpin akan kondisi rakyatnya yang masih jauh dari kata sejahtera”, tutup Jajat

Usman