Tri Dharma Perguruan Tinggi dihambat Korupsi dan In-efesiensi Birokrasi -->
Cari Berita

Tri Dharma Perguruan Tinggi dihambat Korupsi dan In-efesiensi Birokrasi

MAKASSAR, Bugiswarta.com -- Faktor penghambat pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi,  adalah daya saing dan korupsi, serta in-efisiensi dalam birokrasi. Demikian ditegaskan  Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti RI, Dr. Muhammad Dimyati saat membawakan materi pada seminar nasional  bertema, Meningkatkan Motivasi Dosen dalam Melaksanakan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, diselenggarakan Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Jumat (17/2/2017) di Hotel The Rinra, Jl Tanjung Bunga Makassar.

Dijelaskan, secara nasional ada tiga permasalahan  mengapa penelitian dan pengabdian masyarakat  belum begitu berkembang.  Pertama, kualifikasi dan  jabatan fungsional dosen masih sangat rendah sehingga  berpengaruh terhadap skim penelitian yang diperoleh.

Kedua, perguruan tinggi swasta terhadap penelitian dan pengabdian pada masyarakat mayoritas belum berfokus pada dua dharma perguruan tinggi (penelitian dan pengabdian masyarakat), tetapi aktivitas pengajaran  masih dominan (dharma pertama). Serta PTS belum memiliki 'unggulan'   dikembangkan, tidak spesifik sehingga daya kompetensinya dengan PTS lain sangat rendah.

Seminar ini  juga dihadiri Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat, Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa dan beberapa pejabat  dari Kemristekdikti, Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof Dr Ir Andi Niartiningsih, MP, Sespel Dr Hawignyo, MP dan ratusan pimpinan perguruan tinggi swasta lingkup Kopertis IX Sulawesi.

 Ada empat pemateri dalam seminar ini, yakni Dr Muhammad Dimyati dan Prof Dr Ochi Karna Rajasa keduanya dari Kemristekdikti, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa, PhD dan Prof Baharuddin Patandjengi, M.Sc  juga keduanya dari Unhas. Tujuan seminar ini untuk meningkatkan motivasi dosen dalam melaksanakan penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Sementara Prof Ochi, mengatakan, masih kurangnya dosen lolos dalam kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, bukan karena mereka tidak bisa cuma kurang motivasi dan malas untuk  melatih diri, terutama dalam publikasi jurnal yang terindeks Scopus.

Sementara itu Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof Dr  Ir Andi Niartiningsih, melaporkan perkembangan riset dn pengabdian pada masyarakat  untuk pendanaan 2015 – 2016, ada 353 perguruan tinggi  aktif, hanya ada 10 PTS  dalam status pembinaan.

Niartiningsih, mengatakan, partisipasi dosen lingkup Kopertis IX,  dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Tiga tahun terakhir  dosen  aktif dalam kegiatan riset tahun 2015 sebanyak 808 orang, tahun 2016 meningkat  menjadi 924 orang, dan ditahun 2017  sudah mencapai 1.364  dosen.

Tidak hanya jumlah dosen  peneliti yang meningkat tetapi perguruan tinggi yang menerima hibah riset juga semakin meningkat, ditahun 2015 ada 55 perguruan tinggi, 2016 77 perguruan tinggi swasta, dan tahun 2017 jumlah PTS yang menerima dana hibah riset menjadi 102.  Koordinator Kopertis IX berharap   2017 jumlah dosen maupun perguruan tinggi yang mendapatkan hibah riset penelitian lebih meningkat.

Laporan : Nas
Editor Usman