Sosok Rusnang si penggagas PLTA dikampung Halamannya Marioriawa (1) -->
Cari Berita

Sosok Rusnang si penggagas PLTA dikampung Halamannya Marioriawa (1)

SOPPENG, Bugiswarta.com -- Siapakah dirinya, Sosok pemuda asal kampung Gellenge Dusun Mattirobulu Desa Bulue Kecamatan Marioriawa dengan tekad dan keberaniannya mendesain pembangkit listrik tenaga air.

Sesuatu yang sangat menarik pasalnya si Tukang Kayu memiliki latar belakang pendidikan hanya dari sekolah dasar.

Dengan keyakinan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini menjadi motivasi bagi sosok pemuda yang benama Rusnang yang kesehariannya sebagai tukan kayu (Tukan kayu rumah) tapi bisa membuat Pembangkit listerik tenaga air (PLTA) . 

Meskipun tidak pernah belajar secara formal mengenai kelistrikan, pemuda desa ini bisa membuat kampung halamannya bermandikan cahaya dimalam hari dengan listrik dari kincir air buatannya.
Dia Rusnang warga kampung Gellenge Dusun Mattirobulu Desa Bulue Kecamatan Marioriawa hanya tamat sekolah dasar. Namun, dia mampu membangun pembangkit listrik mikro-hidro berupa kincir air dengan memanfaatkan aliran sungai.

Dengan jasa dan keterampilan Rusnang, maka kini warga dapat menikmati aliran listrik separti halnya di perkotaan.

Kampung Gellenge  merupakan Kampung  yang letaknya di lereng Gunung dan berperbatasan dengan dua Kabupaten yakni kabupaten Sidrap dan Kabupaten Barru. yang jaraknya hanya sekitar 21 kilometer dari pusat kota kecamatan Marioriawa, listrik PLN belum menjangkau kampung tersebut sampai sekarang. Akses transpotasi menuju ke kampung Gellenge itu juga masih sangat buruk.

"Sebelum ada lampu dari kincir air  Gellenge sunyi meski rumah
 sudah ada sekitar 70 rumah, kesunyian kampung karena warga hanya memakai pelita sebagai penerangan paling lama sampai pukul 21:00 kelihatan ada cahaya disetiap rumah namun setelah itu gelap seperti tidak ada perkampungan dan sejak itulah saya coba untuk merakit sebuah listerik tenaga air", Kata Cennang panggilan akrab Rusnang.

Menurut Rusnang Hidup tanpa listrik sempat membuatnya merasa tidak betah. Dia memutar otak agar kampung Gellenge menikmati listrik seperti halnya orang orang yang tinggal di perkotaan.
Setelah itu Rusnang dibantu tiga warga memulai membangun kincir air dengan dukungan dana dari Patungan mereka mencoba membangun satu kincir air, Satu kincir air yang berdiameter 2,5 meter itu mampu menghasilkan listrik 3.000 watt-5.000 watt.

Kondisi alam berbukit-bukit sangat cocok untuk kincir air karena aliran air yang deras adalah syarat utama membangun pembangkit listrik mikro-hidro. Modal untuk membangun satu kincir air lengkap dengan dinamo dan kabel transmisi ke rumah warga tergantung dari jaraknya dan kapasitas watt yang mau di keluarkan makin jauh dari lokasi sungai makin banyak ongkosnya 

---------