Menelusuri Sejarah Villa Yuliana Peninggalan Belanda Di Soppeng (II) -->
Cari Berita

Menelusuri Sejarah Villa Yuliana Peninggalan Belanda Di Soppeng (II)

Gagasan pertama hingga dibangunnya Villa Yuliana berawal dari rencana kunjungan Ratu Belanda Wel Elmina di Sulsel, khususnya di kerajaan Soppeng. Ratu Wel Elmina itu adalah ibu kabndung Ratu Yuliana,

SOPPENG, Bugiswarta.com -- Villa Yuliana yang telah beralih fungsi menjadi Museum Latemmamala Soppeng menjadi saksi sejarah atas penjajahan Belanda di Sulawesi. Konon kabaranya bangunan yang terletak di, Kecamatan Lalabata itu memiliki replika alias kembaran di negeri kincir angin Belanda. Betulkah..?

Bagi kebanyakan masyarakat Soppeng, kabar itu hanya didengar dari mulut kemulut, tak seorang pun yang bisa memanstikan kebenarannya. “Namun yang pasti, bangunan bersejah peninggal Belanda, itu peletakan batu pertamanya dilakukan tahun 1902 oleh C.A. Kroesen. Waktu itu C.A. Kroesen menjabat gubernur pemerintahan Hindia Belanda,” kata Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Soppeng, Drs Zainuddin saat ditemui kantornya, Jumat pekan lalu.

Menurut Zainuddin, gagasan pertama hingga dibangunnya Villa Yuliana berawal dari rencana kunjungan Ratu Belanda Wel Elmina di Sulsel, khususnya di kerajaan Soppeng. Ratu Wel Elmina itu adalah ibu kabndung Ratu Yuliana, imbuhnya.

Namun karena waktu itu, lanjut Zainuddin, kondisi politik semakin memanas dimana sedang berkecamuk akhir perang dunia pertama atau awal perang dunia kedua. Akhirnya Ratu Wel Elmina batal berkunjung ke Kerajaan Soppeng.

“Itulah awal pembangunan gedung berlantai dua yang baru resmi fungsikan tahun 1905 sebagai tempat beristirat para pejabat pemerintah Belanda,” Zainuddin bercerita.

Karena Ratu Belanda Wel Elmina tidak jadi berkunjung, maka kemudian nama anaknya Ratu Yuliana diabadikan dalam bentuk bangunan yang disebut Villa Yuliana. Hal itu sebagai bukti penghormatan dan kecintaan bangsa Belanda terhadap Ratu Ratu Wel Elmina.

Keberadaan bangunan berisitektur perpaduan khas eropa dengan rumah bugis yang memiliki delapan pintu masuk, bagi H Andi Mappajanci punya kenangan tersendiri yang tidak bisa terlupakan.

Itu karena selain pernah tinggal beberapa tahun, di Villa Yuliana yang lebih dikenal masyarakat Mes Tinggi, camat pertama Marioriawa ini juga kawin dan menggelar pesta pernikahannya ditempat itu.

“Benar saya pernah menetap beberapa tahun di Villa Yuliana. Bahkan pesta pesta pengantin saya dilangsung ditempat itu. Kalau tak salah ingat waktu itu tahun 1950. Saat itu saya beru berusia sekitar 20 tahun,” sebut Datu Mappenjaci mencoba mengingat kembali dimasa mudanya.

Mantan Camat pertama Marioriawa ini mengaku tidak lama berselang setelah kawin dia tinggalkan Mes Tinggi. Karena waktu itu kepala daerah pertama Soppeng H Andi Wana akan segera pindah menempati Villa Yuliana.


Namun sebelum penulis pamit, Datu Mappejansi yang ditanya tentang cerita yang banyak berkembang di masyarakat kalau Villa Yuliana punya cerita tersendiri yang sedikit berbau mistik, tidak dibantah. Memang dulu orang sedang tidur terkadang dipindahkan dari tempat tidurnya.

“Biasa juga itu diangkat keluar Villa kemudian diletakkan dibawah sebuah pohan yang ada disekitar Villa itu. Nanti bangun baru yang bersangkutan sadar kalau mereka telah dipindahkan dari dalam kamar Villa. Namun sejak saya tinggal ditempat itu tidak pernah mengalami hal serupa,” aku Datu Mappejanci panggilan akrabnya.

Bangunan Villa Yuliana yang kini beralih fungsi menjadi Meseum Latemmama memiliki dua tangga menuju lantai dua. Satu didepan yang terbut dari kayu dan satunya lagi yang permanen itu terletak dibagian belakang. Kedua tangga tersebut hanya bisa dilalui tanpa harus masuk dalam bangunan berusia 104 tahun itu.

Di Meseum itu selain tersimpan beraneka jenis benda-benda kuno. Pengunjjung juga bisa melihat pajangan alat-alat kerajaan seperti tempat ota, ammicung (tempat meludah), cere, kampara (baki) dan lainnya. Bahkan salah satu kamar dilantai dua juga dipajang khusus peralatan pengantin bugis dilengkapi lamming, bosara, peras manan dan sepasang boneka sedang bersanding dipelaminan.

(usman)