Moekhlas Sidik: Ekonomi Tumbuh Berhasil Kurangi Angka Kemiskinan Sulsel -->
Cari Berita

Moekhlas Sidik: Ekonomi Tumbuh Berhasil Kurangi Angka Kemiskinan Sulsel


Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Laksdya TNI (Purn) Moeklas Sidik memimpin kunjungan ke Shelter Tamamaung, Makassar, dalam rangka menyerap aspirasi, mengumpulkan dan mendapatkan bahan-bahan masukan berupa data dan kondisi faktual tentang pelaksanaan program pembangunan secara umum di daerah, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Rabu, 18 Desember 2019
Bugiswarta.com, Makassar -- Peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan yang membaik menjadi salah satu faktor menurunnya jumlah penduduk miskin di Sulsel. Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Moekhlas Sidik mengungkapkan, penduduk miskin Sulsel berada di posisi kedua terendah setelah Sulawesi Utara. Secara persentase, jumlah penduduk miskin Sulsel lebih rendah dibanding penduduk miskin nasional.

Moekhlas memaparkan, jumlah penduduk miskin di Sulsel pada Maret 2019 sebesar 792,63 ribu jiwa, mengalami penurunan sebesar 20,44 ribu jiwa jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2018. 

Jika dipersentase, tambahnya, maka penduduk miskin di Sulsel mengalami penurunan dari 9,38 persen kondisi Maret 2018 menjadi 9,06 persen pada Maret 2019. 

“Secara absolut, selama periode Maret 2019 penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami kenaikan 14, 37 ribu jiwa, sedangkan di daerah pedesaan mengalami penurunan sebesar 34,81 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin di perkotaan naik sebesar 0,3 poin persen, sebaliknya di pedesaan menurun sebesar 0,35 poin persen," terang Moekhlas,” saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI ke Sulsel, Rabu (18/12/2019).

Politisi Partai Gerindra itu menyampaikan, komposisi penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan di Sulsel dari tahun ke tahun tidak ada perbedaan yang signifikan. 

Pada bulan Maret 2019, sebagian besar penduduk miskin berada di daerah pedesaan sementara pada bulan Maret 2017 persentasenya 81,9 persen. Di sisi lain, kualitas SDM Sulsel yang ditunjukkan melalui nilai IPM, relatif meningkat. Pada tahun 2019 sebesar 70,34, di bawah IPM nasional sebesar 70,81. Peningkatan IPM dari tahun sebelumnya sebesar 0,58. 

“Sumber daya manusia di suatu daerah, semakin produktif angkatan kerjanya maka semakin tinggi peluang melahirkan inovasi yang menjadi kunci pertumbuhan secara berkelanjutan," tutur legislator dapil Jawa Timur II itu. 
Status pembangunan manusia di Sulsel pada tahun 2018 masih pada level sedang. Sedangkan pada tahun 2017 status pembangunan Sulsel sudah masuk pada kelompok level tinggi.

”Namun tetap membutuhkan perbaikan terus-menerus untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik," pungkasnya. (Rls)